Dialog Interaktif FBN, Masih Adakah Pemuda Indonesia?

FOTO: Ismail Suardi Wekke, MA., P.hd adj. Professor university college of yayasan pahang Malaysia salah satu narasumber dalam dialog interaktif FBN Indonesia saat ditemui awak media. Kamis, (28/10)
FOTO: Ismail Suardi Wekke, MA., P.hd adj. Professor university college of yayasan pahang Malaysia salah satu narasumber dalam dialog interaktif FBN Indonesia saat ditemui awak media. Kamis, (28/10)

LEGION NEWS.COM, MAKASSAR – Dialog interaktif digelar forum bela negara (FBN) Indonesia berlangsung di warkop Kongkouw Jl. Sultan Alauddin dihadiri berbagai perwakilan lintas kampus di kota Makassar. Kamis, (28/10)

Dialog interaktif forum bela negara Indonesia menghadirkan dua narasumber diantaranya Dr Arqam Azikin (Analis politik kebangsaan) dan Ismail Suardi Wekke, MA., P.hd adj. Professor university college of yayasan pahang Malaysia, di pandu Taqwa Bahar mahasiswa pascasarjana prodi ilmu hukum universitas Hasanuddin.

FOTO: Dialog interaktif digelar forum bela negara (FBN) Indonesia berlangsung di warkop Kongkouw Jl. Sultan Alauddin dihadiri berbagai perwakilan lintas kampus di kota Makassar. Kamis, (28/10)
FOTO: Dialog interaktif digelar forum bela negara (FBN) Indonesia berlangsung di warkop Kongkouw Jl. Sultan Alauddin dihadiri berbagai perwakilan lintas kampus di kota Makassar. Kamis, (28/10)

Sumpah Pemuda momentum strategis. Masalah terurai. Dan mencegah munculnya masalah baru.

Gotong royong menuju produktivitas dan mengalahkan ego. KNPI dan organ kepemudaan lain kadang bertengkar dan mewujudkan kepengurusan jamak, ungkap Suardi Wekke,

Advertisement

“Peran pemuda justru dilakoni senior. Lihat JK. Ma’ruf Amin,” kata dia. Kamis

Malah yang muda yang korup, Anak muda yang memanggungi politik. Terjebak pada hedonisme dan syahwat politik yang menjerumuskan pada perilaku korup

Tantangan kolaborasi di era digital, Dimana gerakan digital ataupun teknis IT yang memudahkan, kata Prof. Ismail Suwardi Wekke.

Sementara ditempat yang sama Dr Arqam Azikin, Analis politik kebangsaan menilai bahwa pemuda dan mahasiswa sekarang ini harus merubah pola gerakannya, tidak lagi melakukan aksi demonstrasi yang merugikan warga, seperti bakar ban dan tutup jalan, itu semua cara cara primitif.

Arqam Juga menyarankan agar pemuda membiasakan diri melakukan kajian-kajian keilmuan agar memahami bagaimana solusi terhadap problem yang dihadapi bangsa ini, tidak hanya sekedar berkoar koar tanpa menawarkan solusi. Cara-cara itu sudah ketinggalan zaman, apalagi diera saat ini teknologi informasi berkembang pesat maka manfaatkan teknologi untuk menyalurkan aspirasi tutur Arqam.

Dialog Interaktif ini juga dilaksanakan sekaligus untuk melaunching Forum Bela Negara (FBN) Indonesia. ***

Advertisement