Dialog akhir Tahun 2020, Gema Keadilan Makassar Gelar “Demokrasi Outlook”

MAKASSAR||Legion News – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Gema Keadilan Makassar yang merupakan salah satu organisasi sayap Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Minggu malam,  27 Desember 2020 menggelar dialog akhir Tahun, dengan mengangkat tema ‘Demokrasi Outlook’

Hadir dalam Webinar ini  2 pembicara antaranya Anwar Faruq S.kom, selaku Ketua DPD PKS Kota Makassar dan Khoirunnisa Nur Agustyati, Direktur Eksekutif Perkumpulan Masyarakat Untuk Pemilu dan Demokrasi (PERLUDEM).

Kegiatan webinar ini dipandu oleh politikus muda, PKS Makassar Akbar Djalle biasa disapa dengan akronim AD.

Diketahui AD saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Sosial, Organisasi sayap partai Gema Keadilan.

Advertisement

Narasumber Anwar Faruq menekankan akan pentingnya untuk senantiasa ” Mengedukasi ” masyarakat agar memahami hakikat politik yang merupakan sebuah metode untuk mengelola berbagai kepentingan sebuah bangsa, dan Demokrasi Adalah salah satu penjabaran yang paling relevan dari sebuah proses politik bernegara dewasa ini .

Olehnya itu, PKS hadir sebagai sebuah institusi politik yang terus menerus berupaya secara sistematis untuk mengedukasi masyarakat agar memahami hakikat berpolitik dan Menjadikan demokrasi di negeri ini menjadi “Demokrasi Yang Substantif.” Berbasis gagasan dan idiologis serta Berorientasi untuk mewujudkan masyarakat sejahtera yang berdaya saing global.

“Suara Rakyat adalah Suara Tuhan, olehnya itu Masyarakat Mutlak untuk diedukasi agar tercipta Demokrasi Yang Substantif.”

PKS telah lebih 20 tahun Melakukan pengkaderan agar tercipta Politisi yang tidak saja unggul secara intelektual, Hal terpenting berakhlakulkarimah.

Karena kami berpendapat, “Jika suatu negara ingin unggul dan berbudi Luhur, maka politik harus diisi oleh orang orang baik, agar output dari proses politik dan demokrasi kita dapat bermuara pada kesejateraan bangsa dan menjadi Tauladan oleh bangsa bangsa Lain didunia.”

Sementara itu Direktur Eksekutif Perludem, Khoirunnisa Nur Agustyati atau yang Akrab disapa Ninis, dalam pemaparannya mengatakan, “Demokrasi adalah sebuah metode Untuk Menyeimbangkan Power Kekuasaan.”

“Kekuasaan Eksekutif itu tidak boleh dibiarkan Absolute, karena dimanapun itu kekuasaan memiliki kecenderungan atau potensi untuk menyalahi norma dan aturan yang berlaku, olehnya itu demokrasi hadir sebagai sebuah metode untuk menyeimbangkan Power Kekuasaan.”

Lebih lanjut Wanita jelita, Berdarah palembang kelahiran 24 september 1987 ini menyampaikan, Indonesia saat ini belum maksimal dalam berdemokrasi, oleh karena banyak sekali aspek yang menghambat perkembangan peradaban demokrasi kita. Semisal banyak sekali Pembahasan UU yang fundamental tak melibatkan publik. lalu, secara general iklim demokrasi diindonesia masih dipenuhi oleh pendekatan politik yang pragmatis seperti, “koalisi yang gemuk, tingginya Treshold yang menyebabkan polarisasi masyarakat yang menajam, lalu fenomena kotak kosong yg semakin menjadi jadi.”

Ketika pembawa acara yang dimotori Akbar, menayakan apa yang harus kita adopsi dari proses demokrasi dinegara-negara maju seperti Amerika serikat?

Ninis, “banyak hal dari demokrasi di amerika yang masih butuh riset dan kajian mendalam jika ingin diterapkan diindonesia. Semisal, “Penerapan Electoral College dan E-voting.”

Diakhir dialog, Ninis menutup dengan harapan agar, “pembahasan revisi Undang-undang Pemilu yang sementara diproses, Komisi II DPR RI ini lebih merepresentasikan aspirasi dan kebutuhan politik masyarakat.”

Acara Serial webinar Gema Keadilan Makassar dihadiri oleh puluhan peserta dari berbagai lapisan masyarakat diseluruh Indonesia.

Salah satunya Fenny yang merupakan simpatisan PKS dari jawa tengah yang menyampaikan kesan mendalam akan diskusi ini.

Diskusi yang seimbang antara harapan dan kritik, Antara ketawadhuan dan ketenangan seorang pemimpin senior yang tergambar dari sosok pak Anwar Faruq, dan visi determinasi serta kecerdasan intelektual seorang cendekia muda yang tergambar dari sosok mba Ninis ujar Fenny. (Let)

Advertisement