Di Harlah PDIP Mega Bakal Umumkan Dua Capres Bersamaan, Strategi “Maksi-Maksi”

FOTO: Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri
FOTO: Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri

OPINI – Kemungkinan besar Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri akan mengumumkan Pasangan Prabowo – Puan dan Ganjar – Erick secara bersaman di Hari lahir (Harlah) PDIP yang jatuh pada 10 Januari 2023 mendatang.

Hal ini tentu menandakan PDI Perjuangan akan mengeksekusi politik pencapresan 2024 mendatang “Dua-Kaki”. Starategi ini dalam manajemen strategi dinamakan strategi “Maksi-Maksi”.

Perang total berjamaah dua arah dan tentu tidak akan memberikan lawan kemenangan. Target yang akan dicapai, putaran pertama akan dirancang 3 Pasangan Capres dimana dua pasangan Capres di Pihak PDIP.

Jika putaran menang sesama kawan, artinya tidak ada ancaman dan kekalahan. Putaran kedua tentunya dijadikan pesta kubu bersahabat.

Advertisement

Ada dugaan kuat bahwa PDIP tidak akan bermain sendirian dalam kontestasi Pilpres 2024.

Risiko politik terlalu tinggi jika PDIP memaksakan maju sendirian khususnya dalam pencapresan pada 2024. Hal tersebut pernah dilontarkan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristanto bahwa PDIP akan membangun koalisi dengan partai lain dengan mempertimbangkan aspek ideologi, platform partai, historis, aspek strategis massa, dan pertimbangan etika politik.

Pertarungan Pilpres 2024 jauh berbeda dari pilpres sebelumnya di mana PDIP berhasil dua kali tercatat sebagai pemenang pemilu berturut-turut pada 2014 dan 2019.

Portofolio tahun politik 2024 bagi PDIP diyakini PDIP akan tetap mempertahankan sebagai pemenang pileg dan juga kadernya sendiri harus terpilih sebagai Presiden 2024. Tentunya PDIP harus mencermati kontestasi dan konstelasi politik saat ini dan tahun mendatang dengan seksama.

Berita politik terus meningkat seiring hajat Pilpres 2024 yang semakin dekat. Banyak terjadi peristiwa fenomena politik yang semakin keras dan vulgar.

Stigma terjadinya polarisasi politik nasional terjawab sudah. Konfigurasi politik nasional semakin mengerucut dengan dimulainya aksi dukung mendukung nama capres yang dilakukan partai politik. Sejumlah nama muncul dalam kontestasi Pilpres 2024, tertuju pada capres potensial seperti Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.

Ketiga kontestan capres inilah yang mendominasi survei elektabilitas dari berbagai lembaga survei politik. Situasi akan jauh beda ketika parpol sudah mendeklarasikan nama capres tertentu, artinya suhu politik nasional sudah mulai panas.

Dukungan Parpol

Parpol dan capres yang akan diusung dipastikan akan mempunyai hubungan simbiosis tertentu. Dukungan dari partai politik untuk pencapresan Ganjar Pranowo pada 2024 kali ini datang dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Dipastikan sudah terjadi komunikasi politik tingkat tinggi antara sejumlah elite partai dan koalisi partai dalam rangkaian kejadian dan isu berkaitan kontestasi Pilpres 2024. Deklarasi pencapresan Ganjar oleh sebagian Pengurus Wilayah PAN adalah bagian dansa politik.

Manuver politik yang dilakukan dua DPW PAN tersebut untuk mencuri perhatian sekaligus simbol politik dukungan partai yang ditujukan untuk capres dan juga mitra strategis partai lainnya.

Bisa saja jika aksi deklarasi tersebut sebagai bagian pesanan politik khusus dengan target hantam spesifik. Di pertengahan Oktober 2022 setidaknya sudah ada dua DPW yang melakukan deklarasi capres yakni DPW PAN Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Timur.

Nama Ganjar sebelumnya sudah mencuat dalam agenda raket kerja internal PAN. Rakernas PAN Ketiga yang digelar di Jakarta (27/8) menghasilkan sembilan nama usulan Capres 2024 yang diajukan oleh Rakerwil PAN seluruh Indonesia. Ganjar Pranowo salah satu nama yang masuk radar rekomendasi Capres 2024.

Rakernas PAN juga diwarnai oleh unjuk kekuatan organ Relawan Ganjar yang menamakan diri Relawan Ganjar Biru Indonesia (Sayap Relawan Ganjar Pranowo 2024) dari simpatisan dan kader PAN yang menyampaikan usulan pencapresan Ganjar sebagai capres.

Dengan melihat fenomena dukungan dari sejumlah pengurus dan kader PAN di sejumlah perwakilan daerah yang mendukung Ganjar Pranowo Capres 2024 menimbulkan pertanyaan dan spekulasi liar berkaitan posisi dan bargaining politik partai. Ke mana arah dukungan dan target politik PAN dalam kontestasi Pilpres 2024?

Sampai saat ini Ganjar Pranowo belum menentukan sikap politiknya secara formal maju atau tidak pada kontestasi Pilpres 2024. Ganjar masih menutup rapat-rapat berkaitan isu pencalonan presiden. Sangat hati-hati merespons isu dan juga berbagai dukungan untuk dirinya sebagai capres baik dari masyarakat umum, relawan, dan parpol.

Ganjar sudah mengantongi dukungan dari ratusan organ Relawan Ganjar dan terakhir PSI perwakilan dari parpol non parlemen sudah mendeklarasikan Ganjar sebagai capres yang direkomendasikan. Dalam merespons keberadaan dan kegiatan politik dari Relawan Ganjar, Gubernur Jateng tersebut selalu menolak keterlibatan dirinya dalam urusan keberadaan dan pembentukan relawan. Ganjar mengaku tidak tahu menahu urusan pergerakan dan dukung mendukung terhadap dirinya.

Sampai saat ini, Ganjar belum menanggapi deklarasi pencapresan dirinya yang dilakukan sejumlah pengurus daerah partai dari PPP dan PAN. Perlu diketahui bahwa PAN dan PPP adalah dua partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Sinyal Kuat

Dengan melihat fenomena dukungan deklarasi pencapresan Ganjar yang dilakukan parpol, saya melihat ada beberapa sinyal kuat bahwa Ganjar akan segera mendapatkan tiket pencapresan dari parpol. Jika Anies Baswedan hanya diusung resmi oleh Nasdem (3/10), Ganjar akan langsung mendapatkan paket dukungan dari koalisi parpol.

Sinyal kuat, KIB adalah koalisi partai yang akan segera deklarasikan Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024. Adapun nama calon wakil presiden sepertinya belum akan muncul bersamaan deklarasi capres. Apa yang menarik dari dukungan KIB untuk Ganjar?

Pada akhirnya Ganjar secara formal mendapatkan dukungan politik dari partai dan koalisi partai. Berbeda dengan Anies yang didukung hanya satu partai saja dan belum komplet untuk memastikan tiket aman sebagai capres.

KIB adalah koalisi dengan konsorsium parpol yang sudah memenuhi syarat pengajuan capres; suara kursi DPR sudah melebihi syarat minimal ambang batas presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen. Dengan melihat kekuatan politik KIB, Ganjar sudah ada dalam pencalonan koalisi kokoh.

Dukungan KIB pada Ganjar akan memberikan dampak politik yang luar biasa. Kali ini Ganjar dipastikan merespons dukungan dirinya oleh KIB jauh lebih nyaman dan tenang. Elite KIB diyakini sudah melakukan lobi personal berkaitan pencapresan dirinya. Ganjar tidak kaget lagi dan akan senyum lebar ketika mendapatkan kepastian pencapresan.

Tarik ukur kekuatan besar politik nasional akan segera terjadi. Ganjar adalah kader PDIP dan pandangan politik berkaitan isu pencapresan PDIP sepertinya masih konsisten mengawal Puan Maharani dipersiapkan sebagai capres. Ganjar masih berada di skenario cadangan atau pengganti .

Sudah Terkoordinasi

Saya melihat bahwa terbentuknya KIB sudah menjadi ancaman serius PDIP, apalagi ditambah KIB mendukung Ganjar sebagai capres. Tentunya PDIP akan mempertimbangkan secara cermat kekuatan politik KIB. Koalisi Kuning-Biru-Hijau ini ditengarai juga melibatkan patron politik dalam tubuh pemerintahan Jokowi. Ketiga ketum partai adalah para menteri pembantu presiden. Artinya Jokowi setidaknya mengetahui atau juga memberikan petunjuk terbentuknya KIB.

Jokowi sedikit banyak mengetahui maksud dan tujuannya didirikannya KIB. Apakah deklarasi dukungan pencapresan dari anggota KIB ada kaitan pertemuan antara Jokowi dan Megawati di Batu Tulis? Ya, saya meyakini bahwa apa yang dilakukan oleh PPP dan PAN melalui sejumlah aksi deklarasi mendukung Ganjar diketahui oleh Megawati dan Jokowi. Bahkan kemungkinan besar aksi deklarasi tersebut sudah terkoordinasi dengan elite KIB dan Megawati serta Jokowi.

Isu pertemuan Batu Tulis memberikan sinyal bahwa Megawati dan Jokowi merestui Ganjar maju Pilpres 2024 dengan skenario dukungan Ganjar via KIB. Dengan deal politik tersebut, KIB melakukan operasi politiknya melalui serangkaian aksi deklarasi Ganjar, dimulai dari daerah ke daerah secara bergantian PPP dan PAN.

Saya melihat bahwa keputusan Megawati dan Jokowi mengamini Ganjar diusung KIB dalam rangka meredam sekaligus mengakomodasi dukungan masyarakat umum terhadap Ganjar untuk dijadikan sebagai Capres 2024. Saya berkeyakinan Megawati akan melakukan politik dua kaki; membiarkan Ganjar dicapreskan oleh KIB dan akan terus menuntun putri mahkotanya menaikkan elektabilitas dan penguatan internal partai untuk mengusung Puan Maharani tetap sebagai capres dari PDIP.

Megawati dan Jokowi sudah merumuskan strategi khusus untuk mengeksekusi Pilpres 2024 dengan mengusung Ganjar dan Puan maju melalui koalisi parpol yang berbeda, tetapi masih dalam holding dan kendalinya.

Bisa dipahami jika Megawati merestui Ganjar dipinang oleh KIB sebagai politik dua kaki. Megawati tetap mengakomodasi tuntutan pencapresan Ganjar oleh internal kader dan simpatisan PDIP, menjaga kader tetap solid dalam barisan partai.

Megawati akan memberikan lampu hijau bagi Ganjar. Usaha ini juga sebagai upaya menghambat dan menjegal masifnya dukungan Anies Baswedan dari organ relawan, masyarakat umum, dan juga partai politik yang akan segera merapat. Dengan restu Ganjar dicapreskan bukan dari PDIP memberikan ruangan para loyalis pendukung Ganjar tetap solid dalam barisan gerbong KIB.

Pendaftaran capres akan dibuka pada Oktober 2023; masih ada celah waktu dan kesempatan untuk melakukan kontemplasi bagi elite PDIP, KIB, dan sejumlah parpol lainnya. Tidak menutup celah jika pada akhirnya PDIP dan KIB akan bersama-sama mengusung capres bernama Ganjar Pranowo dalam batas waktu yang sudah disepakati.

Kemenangan Pilpres 2024 menjadi bagian kerja sama aliansi strategis elite partai dan capres yang diusung. Megawati dan Jokowi masih banyak agenda politik besar, belum juga residu politik yang harus dijaga dan tentu ditutupi selama masa jabatan presiden 2014-2019 dan 2019-2024.

Bagi elite KIB, bertemunya satu kepentingan mengusung Ganjar dalam Pilpres 2024 merupakan perumusan banyaknya urusan kepentingan politik berkelanjutan pasca-Pilpres 2024 nanti antara Jokowi yang sedang menjabat sebagai Presiden dan Megawati selaku Ketua Umum PDIP.

Oleh: Heru Subagia Ketua Relawan Ganjar Pranowo 2024

Advertisement