
Part 4
Mojokerto, Jawa Timur|Legion-News – Insiden penggrebekan yang terjadi di Desa Kutogirang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, telah memicu reaksi dari berbagai kelompok masyarakat. Banyak pertanyaan bermunculan dan kecurigaan timbul, mengundang perdebatan di kalangan publik.
Kasus ini, kemudian menuai sorotan tajam dari beragam lapisan yang mempertanyakan tindakan gegabah oknum warga yang telah menuduh DS dan SR melakukan perbuatan mesum tanpa mempertimbangkan bukti yang cukup.
Namun, muncul pertanyaan baru apakah aksi penggrebekan itu sudah direncanakan? Beberapa pihak menduga bahwa penggrebekan itu bukanlah tindakan spontan, melainkan telah direncanakan sebelumnya.
Pertanyaan seperti ini, kemudian dijawab dengan tegas oleh seorang saksi inisial LS, ia mengaku bahwa aksi penggrebekan di desanya memang sudah direncanakan sebelumnya. “Masalah (penggerebekan) itu, memang sudah ada perencanaan,” ungkapnya.
LS yang saat itu dikunjungi SR dan DS di rumahnya pada Jum’at sore (4/4/2025) lalu, sebenarnya ingin mengingatkan keduanya tentang masalah yang sedang terjadi. Namun, SR dan DS keburu pergi untuk bersilahturahmi ke keluarga lainnya. Sehingga LS tidak bisa menyampaikan peringatan tersebut.
“Waktu itu (korban), memang mau saya ingatkan. Tapi keburu-buru (pergi) silahturahmi ke keluarga lainnya,” terang LS.
Tidak hanya itu, publik juga mempertanyakan motif di balik penggrebekan tersebut. Apakah benar-benar untuk menegakkan hukum atau ada motif lain yang tidak diketahui?
Perdebatan dan diskusi tentang kasus penggrebekan ini, juga menjadi pembahasan yang sangat populer dan banyak dibicarakan di berbagai platform, salah satunya di grup WhatsApp.
Aktivis AJ, dalam komentarnya yang diterima awak media pada Rabu (9/4/2025), menghimbau agar kedua belah pihak bisa saling melaporkan ke aparat berwenang bila merasa dirugikan. Ini dilakukan, agar kasus yang menyita banyak perhatian masyarakat tersebut mendapatkan kejelasan hukum.
“Jadi tidak bernarasi dugaan dan menduga. Kalau sudah punya bukti, monggo kedua belah pihak berproses hukum saja, biar tidak jadi narasi liar di mata publik,” lontarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, mencuatnya peristiwa penggerebekan di kediaman SR, mantan istri Kepala Desa Kutogirang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto yang terjadi pada Sabtu (5/4/2025) dini hari lalu, ternyata menimbulkan kehebohan dan perdebatan di kalangan publik. Penggerebekan tersebut, dilakukan oleh warga sekitar yang diduga merasa curiga dengan keberadaan DS sebagai calon suami SR.
Kasus bermula saat DS, calon suami baru SR, berkunjung ke rumah SR pada tengah malam dengan posisi pintu rumah SR sedang tertutup. Hal inilah yang ditengarai memicu spekulasi negatif warga setempat.
Masyarakat yang merasa curiga bahwa DS dan SR diduga melakukan perbuatan mesum, kemudian melakukan penggerebekan. Namun, hasil penggerebekan tidak menemukan bukti yang mendukung tuduhan tersebut.
Menariknya, mantan suami SR yang juga merupakan Kepala Desa Kutogirang, diinformasikan tidak hadir saat penggerebekan terjadi. Padahal, rumahnya berada tak jauh dari rumah SR.
Sampai berita ini dimuat, DW yang menjabat sebagai Kades Kutogirang dan HM selaku Ketua RT setempat belum memberikan tanggapan meski sudah dikonfirmasi via WhatsApp sebelumnya.
Pewarta : Agung Ch