Dari 24 Kabupaten-Kota di Sulsel, Pemkab Bulukumba Berhasil Menurunkan Angka Balita dan Keluarga Beresiko Stunting

FOTO: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) saat menggelar temu kerja stakeholder dan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak oleh BKKBN Sulsel di Almadera hotel. Rabu (25/1/2023) 
FOTO: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) saat menggelar temu kerja stakeholder dan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak oleh BKKBN Sulsel di Almadera hotel. Rabu (25/1/2023) 

LEGIONNEWS.COM – BULUKUMBA, Pemerintah kabupaten bulukumba berhasil menurunkan jumlah angka keluarga beresiko stunting. Di Sulawesi Selatan dari 24 kabupaten kota, Kabupaten bulukumba mampu menekan laju keluarga beresiko stunting.

Hal itu diungkap oleh dr. Hj. Wahyuni AS, MARS, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Pemkab Bulukumba di Makassar. Rabu (25/1/2023) siang.

Presentase status Balita Gizi Balita (Sunting) di 24 Kabupaten-Kota di Sulawesi Selatan (SumberSumber data ePPGBM 2022) 
Presentase status Balita Gizi Balita (Sunting) di 24 Kabupaten-Kota di Sulawesi Selatan (SumberSumber data ePPGBM 2022)

“Alhamdulillah, berkat arahan Pak Bupati Andi Utta kepada kami seluruh Tim Tim Percepatan Penurunan Stunting dan Jajaran DPPKBP3A Bulukumba berhasil menekan keluarga beresiko stunting” ujar dr. Wahyuni.

“Tadi saat kegiatan temu kerja stakeholder dan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak oleh BKKBN Sulsel di Almadera hotel. Kabupaten Bulukumba terendah dengan capaian 16,14 persen dari 24 kabupaten kota,” imbuh Kadis DPPKBP3A Bulukumba saat ditemui awak media di Makassar.

Advertisement

Berdasarkan Data SSGI dari angka 30,08 persen tahun 2021, Capaian Pemerintah kabupaten bulukumba menjadi 28,04 persen di tahun 2022.

“Data SSGI menunjukkan kabupaten Bulukumba mencapai angka 30.08 persen keluarga beresiko stunting. Kami terus berupaya dari berbagai program yang telah ditetapkan oleh Ketua DPPKBP3A Bulukumba, berhasil menurunkan duadigit menjadi 28,04 persen, oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), yang diketuai pak Wabup, Saya sendiri sebagai Sekretaris Tim,” imbuh dr. Wahyuni.

Kadis DPPKBP3A Bulukumba itu juga mengatakan terjadi penurunan pada data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM) balita stunting mengalami penurunan.

“Selain terjadi penurunan keluarga beresiko stunting, BKKBN Sulsel juga mencatat terjadi penurunan balita stunting di kabupaten bulukumba. Tahun 2021 tercatat 8 persen, Di Tahun 2022 menurut pihak BKKBN Sulsel, kami berhasil menurunkan balita stunting di kabupaten bulukumba menjadi 6,72 persen di tahun 2022,” beber Alumni fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin ini.

Sukses pemerintah kabupaten menurun angka keluarga dan balita beresiko stunting atas kerjasama Pemkab Bulukumba dengan Bapak asuh stunting dari 33 pelaku usaha baik perorangan, Perusahaan dan Dunia Perbankan yang ada di Bulukumba.

“Sukses terjadi penurunan keluarga dan balita beresiko stunting ini atas arahan Bupati untuk bekerja sama dengan 33 pelaku usaha yang ada di bulukumba, baik itu perorangan, Perusahaan dan Dunia Perbankan yang ada di Bulukumba. Kita istilah kan dengan sebutan, ‘Bapak asuh stunting’ seperti itu,” kata dr. Wahyuni. (LN)

Advertisement