LEGIONNEWS.COM – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara menyiapkan investasi senilai Rp 20 triliun untuk membangun peternakan ayam untuk mendukung kebutuhan pangan proyek makan bergizi gratis (MBG).
“Kita akan buat seluruh Indonesia untuk menyuplai Badan Gizi Nasional (BGN),” kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dalam keterangannya
Amran menyatakan dana triliunan rupiah untuk membangun peternakan ayam itu agar dapat memperkuat pasokan ayam dan telur nasional.
Pemerintah menyiapkan anggaran khusus sebesar Rp20 triliun itu untuk memastikan ketersediaan pasokan ayam dan telur nasional agar tidak terjadi kekurangan di masa depan, terutama untuk MBG.
Selain itu, Pemerintah menyiapkan investasi senilai Rp371 triliun untuk mempercepat hilirisasi sektor pertanian, perkebunan, hortikultura, dan peternakan.
Langkah ini ditargetkan mampu menciptakan sekitar 3 juta lapangan kerja baru dalam tiga hingga empat tahun mendatang.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan rencana investasi tersebut merupakan hasil rapat finalisasi lintas kementerian dan lembaga bersama Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO BPI Danantara Rosan Roeslani.
“Total rencana investasi kurang lebih Rp329 triliun, dan total keseluruhan mencapai Rp371 triliun untuk sektor pertanian, pangan, peternakan, hortikultura, dan perkebunan,” ujar Amran dalam konferensi pers di Kementan, Jakarta Selatan, Jumat (7/11).
Ia menjelaskan proyek hilirisasi akan difokuskan pada komoditas unggulan seperti kelapa, kakao, mente, kelapa sawit, serta pengembangan peternakan ayam pedaging dan telur terintegrasi.
Amran menambahkan hilirisasi dinilai dapat memberikan nilai tambah signifikan bagi ekspor komoditas, khususnya kelapa yang saat ini menjadi salah satu ekspor utama Indonesia.
Menurutnya, potensi nilai ekspor kelapa bisa meningkat hingga puluhan kali lipat setelah industri hilir berjalan penuh. Ia mencontohkan harga kelapa di Maluku Utara yang semula Rp600 per biji kini naik menjadi Rp3.500 per biji setelah program hilirisasi berjalan.
Selain itu, pemerintah juga menargetkan swasembada gula putih pada tahun depan dan swasembada gula kristal dalam tiga hingga empat tahun ke depan.
“Kita ingin mengembalikan kejayaan gula seperti masa kolonial Belanda tahun 1930, ketika Indonesia menjadi eksportir dan produsen gula nomor dua dunia,” katanya. (*)

























