Charta Politika: 61.8 Persen Publik Menyatakan Setuju Reshuffle Kabinet, Jokowi: Ya nanti

FOTO: Presiden Joko Widodo atau Jokowi (Setkab)
FOTO: Presiden Joko Widodo atau Jokowi (Setkab)

POLITIK – Presiden Joko Widodo merespon hasil survei lembaga Charta Politika yang menyebutkan mayoritas responden sepakat jika perombakan kabinet Indonesia Maju dilakukan lagi.

Meskipun hanya menjawab singkat, Jokowi mengatakan reshuffle bukan tak mungkin akan terjadi.

“Mungkin,” ujar Jokowi kepada awak media usai meresmikan Bendungan Sukamahi di Jawa Barat, Jumat (23/12/2022).

BACA JUGA:
Sekjen DPP Golkar Sebut di Internal PDIP ada Keributan, Komaruddin: Masih Solid

Advertisement

Namun, Presiden Jokowi tak menyebutkan kapan reshuffle akan dilakukan, apakah akhir tahun 2022 atau awal 2023.

“Ya nanti,” lanjutnya.

Seperti diberitakan, hasil survei Charta Politika menunjukan sebagian besar responden setuju dilakukan reshuffle pada Kabinet Indonesia Maju.

Hasil tersebut, berdasarkan survei Charta Politika yang dilakukan pada 8-16 Desember 2022.

BACA JUGA:
Di Meja Perundingan Koalisi Perubahan Tidak Ada Nama Jenderal Andika

Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan tercatat 60,5 persen publik merasa puas terhadap kinerja para menteri.

“Tetapi saya pikir di sini ada GAP antara kepuasan publik yang ada di level 72,9 persen kepuasan terhadap pemerintah dengan tingkat kepuasan publik ada di angka 60,5 persen terhadap menteri,” kata Yunarto, dikutip dari kanal YouTUbe, Kamis (22/12/2022).

Lantas, Yunarto menyebut, faktor kepercayaan terhadap sosok presiden dan wakil presiden menjadi faktor yang lebih mempunyai peran.

BACA JUGA:
Soal Presiden Tiga Periode, Politis Senior Khawatirnya Terjadi Anarkisme Akibat Syahwat Firaun

“Ini yang menurut saya menjadi catatan dan tidak mengherankan kalau kemudian kita tanyakan terkait dengan persetujuan tentang adanya reshuffle, walaupun kebanyakan responden kita menyatakan lebih banyak puas.”

“Tapi mereka juga setuju ketika ditanyakan terkait rencana ada reshuffle ada angka 61,8 persen menyatakan setuju,” jelas Yunarto.

Ia berharap, hasil survei dari lembaganya itu, dapat menjadi catatan penting bagi Presiden Jokowi jika ingin meninggalkan legacy.

BACA JUGA:
Pilpres 2024 akan Berlangsung Satu Putaran Bila Dipasangkan Prabowo-Ganjar

“Saya pikir ini yang paling penting buat jadi PR buat Pak Jokowi kalau ingin meninggalkan legacy.”

“Memastikan bukan hanya dirinya dicintai masyarakat tapi kinerja dari menterinya secara sektoral itu jga bisa menopang kepercayaan publik terhadap beliau,” ucap Yunarto.

BACA JUGA:
Ujang Komarudin ke Osman Sapta Odang: Sedang Mencari Perhatian Jokowi Bisa Jadi Sedang ‘Menjilat’

Apalagi, kata Yunarto, menjelang Pemilu 2024, sejumlah menteri tampak fokus untuk mempersiapkan kontestasi tersebut.

“Bahkan ada menteri dari parpol yang kecenderungan porsi politiknya agak berbeda.”

“Saya pikir itu perlu jadi catatan terutama di dua tahun terakhir yang akan menjadi ujian paling penting buat Pemerintahan atau Presiden yang sudah tidak bisa maju kembali,” ungkapnya.

BACA JUGA:
Elektabilitas Mumpuni, Ganjar Makin Terjepit di PDIP

PDIP minta Mentan dan Menteri KLHK dievaluasi

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Ideologi dan Kaderisasi Perjuangan Djarot Saiful Hidayat meminta dua menteri kabinet Indonesia Maju untuk dievaluasi.

Djarot mengatakan dengan adanya kocok ulang ini, Djarot berharap Jokowi untuk mengevaluasi beberapa menterinya.

BACA JUGA:
NasDem Berkeinginan Pasangkan Anies-Andika, Pengamat: PKS dan Demokrat Berkeinginan AHY dan Aher

Apalagi mengingat beberapa tahun terakhir kinerja beberapa menteri dirasa membuat negara mengalami kemunduran.

Djarot pun menyoroti satu contoh di mana Indonesia saat ini masih melakukan impor beras.

Padahal dulu, katanya, Indonesia sudah berbicara banyak ihwal swasembada beras.

BACA JUGA:
Presenter Uya Kuya Dilaporkan Kepolisian Buntut Hadirkan Pengacara Keluarga Brigadir J

“Saya yang agak prihatin ketika kita sudah di masa lalu gembar gembor kita swasembada beras, tapi ternyata kita impor beras, ketika harganya naik,” kepada awak media ditemui di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat (23/12/2022).

Atas hal tersebut, bertepatan dengan sinyal Jokowi terkait kocok ulang Djarot pun menyebut ada dua menteri yang harus dievaluasi, kedua menteri ini berasal dari Partai NasDem.

BACA JUGA:
Presiden Jokowi Tinjau Harga Bahan Pokok di Pasar Cigombong Jelang Natura

Adapun kedua menteri yang diminta Djarot supaya dievaluasi oleh Jokowi adalah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

“Mentan dievaluasi, Menteri kehutanan terus dievaluasi, semua menteri juga dievaluasi, supaya apa, supaya ada satu darah baru yang segar, mendukung penuh kebijakan pak Jokowi, untuk menuntaskan janji kampanye sebelumnya,” katanya.

BACA JUGA:
Di HUT Partai Hanura Jokowi Kesal Dituduh Intervensi Pemilu 2024, Andi Arief: Ada asap, Ada api

Evaluasi ini, lanjut Djarot, mengingat Jokowi sudah menjelang akhir masa jabatannya.

Sehingga nanti program yang sudah dicanangkan dapat bisa tercapai.

“Evaluasi kinerja seluruh menteri, apalagi menjelang berakhir masa jabatan presiden. Sehingga program yang sudah dicanangkan oleh pak jokoei itu betil betul bisa tercapai. Sudah waktunya dievaluasi,” tegasnya. (Sumber: tribunnews)

Advertisement