Catatan Singkat: Pesan Damai di Masa Tenang Dalam Menyambut Pemilu 2024

FOTO: Taqwa Bahar, Mahasiswa Pascasarjana, Konsentrasi Hukum Tata Negara Universitas Hasanuddin
FOTO: Taqwa Bahar, Mahasiswa Pascasarjana, Konsentrasi Hukum Tata Negara Universitas Hasanuddin

Oleh: Taqwa Bahar
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Hasanuddin/Wakil Ketua Pemuda ICMI Sulsel

LEGIONNEWS.COM – OPINI, Perhelatan Pemilu yang tersisa beberapa hari lagi telah mencairkan situasi politik yang selama masa kampanye mengalami peningkatan eskalasi. Dengan berakhirnya kampanye politik maka semua pihak yang terlibat dalam kontestasi sudah saatnya dimasa tenang ini menyebarkan pesan damai sembari menunggu waktu pencoblosan tiba.

Peran dari Politisi yang ada di daerah maupun yang ada dipusat sangat diharapkan dapat turut serta mendinginkan suasana politik setelah beberapa bulan terakhir ini disibukkan dengan berbagai manuver, menyerang dan mempengaruhi psikologis masyarakat sehingga tidak heran jika ada kelompok fanatik terhadap calonnya, dan yang menyebabkan munculnya fanatisme terhadap kontestan salah satunya disebabkan oleh pengaruh doktrin yang kemudian mengkristal menjadi sebuah gerakan politik.

Fenomena seperti ini terjadi setiap kali ada momentum politik, apalagi sekarang ini pemilihan umum legislatif dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden diselenggarakan secara bersamaan meski periode sebelumnya juga dilaksanakan secara bersamaan namun untuk kontestasi kali ini terjadi perebutan kekuasaan tanpa ada calon incumbent. Tentunya dari berbagai amatan dapat diprediksi bahwa tingkat Eskalasi politik akan terus memanas hingga menjelang pencoblosan.

Advertisement

Munculnya kelompok sipil yang mengklaim mendapatkan legitimasi dari rakyat disuarakan oleh orang-orang yang selama ini berada dalam barisan oposisi. Pergerakan yang dilakukan tidak lepas dari kepentingan politik, bahkan menyuarakan perlawanan terhadap rezim dengan menggunakan pendekatan kajian berdasarkan selera oposisi dan didasari pada kebencian.

Kelompok inilah yang sebenarnya telah merusak sistem sosial dan politik sebab menggaungkan isu politik yang jauh dari substansi demokrasi itu sendiri. Kelompok yang diciptakan oleh kepentingan politik, mereka tampil dengan membawa agenda mencari simpati rakyat, memunculkan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Jokowi hingga puncaknya ketika berhasil memainkan ritme maka agenda pemakzulan jadi puncak dari tujuan politiknya. Bahkan saat ini pengaruh dari isu politik, penegakan hukum, dan pemerintahan juga di gaungkan hingga masuk ke dalam ranah akademik sehingga gerakan tersebut pesannya tersampaikan ke akademisi yang kemudian diwujudkan melalui pernyataan yang mewakili perguruan tinggi, meskipun pada akhirnya terjadi pro dan kontra di internal akademisi.

Terjadinya polarisasi isu yang dimainkan oleh kelompok partisan yang dibungkus oleh gerakan kelompok sipil kian aktif, tidak hanya itu kelompok ormas, OKP dan Organisasi Kemahasiswaan terus-terusan di provokasi lewat jejaring aktifis yang sudah terafiliasi dengan Capres tertentu, olehnya itu dimasa tenang menjelang pemilihan umum yang tersisa 3 hari lagi, sebaiknya isu-isu politik tidak perlu dikembangkan lagi mengingat masa tenang sebagaimana yang diatur dalam peraturan KPU Nomor 15 tahun 2023, selain dari itu karena dikhawatirkan akan dijadikan tunggangan oleh kelompok partisan, dan mungkin alangkah baiknya wacana yang dikembangkan menjelang pemilu ini adalah pesan-pesan damai, kita semua tentunya berharap pemilu berjalan lancar, aman dan damai.

Advertisement