Oleh: Taqwa Bahar
Wakil Ketua Pemuda ICMI Sulsel
LEGIONNEWS.COM – OPINI, Pancasila merupakan dasar negara dan mempunyai kisah yang tercatat dalam buku-buku pelajaran sejarah sewaktu kita masih dibangku sekolah. Sejarah lahirnya Pancasila bermula dari rapat-rapat Dokuritsu Junbi Cosakai atau BPUPKI yang dibentuk pada 29 April 1945.
BPUPKI bertugas menyelidiki semua hal penting termasuk politik, ekonomi, dan lain-lain yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia. BPUPKI diketuai oleh KRT Dr Radjiman Wedyodiningrat. Beberapa tokoh yang turut serta hadir dalam rapat tersebut diantaranya Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno.
Penetapan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila ini mempunyai beberapa catatan sejarah yang salah satunya momentum sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) pada tanggal 1 Juni 1945. Pada sidang tersebut, Presiden Soekarno untuk pertama kalinya menyebutkan kata Pancasila beserta makna dan filosofinya.
Soekarno kemudian meneguhkan komitmennya untuk menyatukan perbedaan dengan menjadikan Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa.
Pancasila yang dikenal sebagai Ideologi berbangsa dan bernegara pernah dipresentasikan di forum internasional oleh presiden Soekarno. Begitu kuatnya daya tarik Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai pedoman di dalam bernegara.
Seiring dengan perkembangan zaman, Pancasila kemudian mengalami banyak tantangan, dan tantangan yang paling krusial saat ini adalah modernisasi.
Perubahan zaman dan semakin majunya perkembangan pengetahuan dan teknologi membuat Pancasila sedikit mengalami pergeseran nilai, dimana orang sudah tidak lagi memikirkan bagaimana menjaga kedaulatan negara.
Dengan hadirnya teknologi informasi yang berkembang sangat pesat saat ini, maka Pancasila kemudian mengalami pergeseran nilai, Pancasila yang dulunya diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kini hanya berfungsi sebagai slogan di forum-forum resmi saja.
Olehnya itu, dengan momentum hari lahir Pancasila, kita semua berharap agar Pancasila yang dulunya memiliki kesakralan dapat kembali dibumikan melalui forum-forum keilmuan, agar dapat merekatkan kembali semangat persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa yang kini telah mengalami perubahan pola pikir akibat pengaruh dari westernisasi global.
Semboyan bhineka tunggal Ika yang pernah digaungkan diberbagai kesempatan baik disekolah-sekolah maupun di Perguruan tinggi dapat kembali dibumikan di dalam kehidupan berbangsa, agar setiap perbedaan dapat disatukan dalam bingkai kebersamaan. Salah satunya dengan cara menjaga dan merawat Kebhinekaan dari pengaruh-pengaruh doktrin radikal, anarkisme dan juga pengaruh ideologi barat yang tidak sejalan dengan Pancasila.