Bupati Selayar Dukung Literasi AI untuk Pelajar: Teknologi Ini Harus Disandingkan dengan Pendidikan

FOTO: Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, menjadi lokasi pertama di Indonesia dalam pelaksanaan program literasi kecerdasan buatan (AI) bertajuk AI Ready ASEAN – Hour of Code yang digagas ASEAN Foundation dan Google.org, dan dilaksanakan oleh Kaizen Collaborative Impact.
FOTO: Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, menjadi lokasi pertama di Indonesia dalam pelaksanaan program literasi kecerdasan buatan (AI) bertajuk AI Ready ASEAN – Hour of Code yang digagas ASEAN Foundation dan Google.org, dan dilaksanakan oleh Kaizen Collaborative Impact.

LEGIONNEWS.COM – SELAYAR, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, menjadi lokasi pertama di Indonesia dalam pelaksanaan program literasi kecerdasan buatan (AI) bertajuk AI Ready ASEAN – Hour of Code yang digagas ASEAN Foundation dan Google.org, dan dilaksanakan oleh Kaizen Collaborative Impact.

Program yang berlangsung sejak 10 Mei hingga 4 Juli 2025 ini menyasar berbagai kalangan—mulai dari guru sekolah dasar, siswa SMP dan SMA/SMK, mahasiswa vokasi, komunitas pemuda, hingga ibu-ibu Tim Penggerak PKK. Seluruh kegiatan difokuskan untuk mendorong pemahaman AI yang etis, bijak, dan bertanggung jawab.

“Teknologi digital, khususnya AI, tidak lagi eksklusif milik kota besar atau perusahaan besar. Ini saatnya semua kalangan, termasuk perempuan pelaku UMKM, turut memanfaatkannya,” ujar Ketua TP PKK Selayar, Ny. Hj. Tri Yanti Rahmawati Natsir.

Dalam sesi di sekolah dasar, pelatihan difokuskan pada pembekalan guru agar mampu mengenalkan teknologi AI secara menyenangkan namun tetap beretika kepada siswa. Direktur PT Cipta Manusia Indonesia, Ismita Saputri, menyebut pentingnya membentuk generasi yang “tidak hanya cakap digital, tetapi juga sadar akan tanggung jawab sosialnya”.

Kegiatan juga digelar di SMP, SMA, dan SMK. Dalam sesi bertema “Satu Jam Mengubah Masa Depan”, siswa diajak mengenal dasar AI melalui pendekatan yang kreatif dan aplikatif. Di SMA Negeri 3 Selayar dan SMPN 1 Batangmata, para siswa antusias mempelajari peran AI dalam kehidupan sehari-hari.

Master Trainer AI Ready ASEAN, Zulchaidir Ashary, menyampaikan bahwa penting bagi pelajar tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta solusi. “Kami ingin AI dimaknai sebagai alat untuk berpikir, bukan sekadar alat untuk bermain,” ujarnya.

Komunitas Rumah Baca Saku di Selayar juga terlibat dalam program ini. Pendekatan komunitas dipilih untuk menjangkau generasi muda di luar institusi formal. “Belajar AI bisa dilakukan di mana saja, bahkan di ruang komunitas sederhana sekalipun,” tutur Zulchaidir.

Mahasiswa dari Sekolah Vokasi Universitas Hasanuddin dan ITSBM Selayar juga mendapat pelatihan AI. Mereka diajak mengaitkan teknologi dengan potensi lokal seperti pertanian, perikanan, dan UMKM.

Bupati Kepulauan Selayar, H. Muhammad Natsir Ali, turut menyambut baik program ini. Ia menegaskan bahwa pendidikan tidak boleh tertinggal dari perkembangan teknologi. “Saya mendukung penuh literasi AI untuk anak-anak sekolah. Teknologi ini harus disandingkan dengan pendidikan sejak dini,” ujarnya.

Program ini sekaligus menjadi bukti bahwa daerah kepulauan seperti Selayar bisa menjadi pelopor dalam transformasi digital berbasis masyarakat. Kaizen Collaborative Impact berharap model ini bisa direplikasi di wilayah 3T lainnya di Indonesia. (*)

Ini Harus Disandingkan dengan Pendidikan

FOTO: Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, menjadi lokasi pertama di Indonesia dalam pelaksanaan program literasi kecerdasan buatan (AI) bertajuk AI Ready ASEAN – Hour of Code yang digagas ASEAN Foundation dan Google.org, dan dilaksanakan oleh Kaizen Collaborative Impact.

LEGION NEWS. COM – SELAYAR, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, menjadi lokasi pertama di Indonesia dalam pelaksanaan program literasi kecerdasan buatan (AI) bertajuk AI Ready ASEAN – Hour of Code yang digagas ASEAN Foundation dan Google.org, dan dilaksanakan oleh Kaizen Collaborative Impact.

Program yang berlangsung sejak 10 Mei hingga 4 Juli 2025 ini menyasar berbagai kalangan—mulai dari guru sekolah dasar, siswa SMP dan SMA/SMK, mahasiswa vokasi, komunitas pemuda, hingga ibu-ibu Tim Penggerak PKK. Seluruh kegiatan difokuskan untuk mendorong pemahaman AI yang etis, bijak, dan bertanggung jawab.

“Teknologi digital, khususnya AI, tidak lagi eksklusif milik kota besar atau perusahaan besar. Ini saatnya semua kalangan, termasuk perempuan pelaku UMKM, turut memanfaatkannya,” ujar Ketua TP PKK Selayar, Ny. Hj. Tri Yanti Rahmawati Natsir.

Dalam sesi di sekolah dasar, pelatihan difokuskan pada pembekalan guru agar mampu mengenalkan teknologi AI secara menyenangkan namun tetap beretika kepada siswa. Direktur PT Cipta Manusia Indonesia, Ismita Saputri, menyebut pentingnya membentuk generasi yang “tidak hanya cakap digital, tetapi juga sadar akan tanggung jawab sosialnya”.

Kegiatan juga digelar di SMP, SMA, dan SMK. Dalam sesi bertema “Satu Jam Mengubah Masa Depan”, siswa diajak mengenal dasar AI melalui pendekatan yang kreatif dan aplikatif. Di SMA Negeri 3 Selayar dan SMPN 1 Batangmata, para siswa antusias mempelajari peran AI dalam kehidupan sehari-hari.

Master Trainer AI Ready ASEAN, Zulchaidir Ashary, menyampaikan bahwa penting bagi pelajar tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta solusi. “Kami ingin AI dimaknai sebagai alat untuk berpikir, bukan sekadar alat untuk bermain,” ujarnya.

Komunitas Rumah Baca Saku di Selayar juga terlibat dalam program ini. Pendekatan komunitas dipilih untuk menjangkau generasi muda di luar institusi formal. “Belajar AI bisa dilakukan di mana saja, bahkan di ruang komunitas sederhana sekalipun,” tutur Zulchaidir.

Mahasiswa dari Sekolah Vokasi Universitas Hasanuddin dan ITSBM Selayar juga mendapat pelatihan AI. Mereka diajak mengaitkan teknologi dengan potensi lokal seperti pertanian, perikanan, dan UMKM.

Bupati Kepulauan Selayar, H. Muhammad Natsir Ali, turut menyambut baik program ini. Ia menegaskan bahwa pendidikan tidak boleh tertinggal dari perkembangan teknologi. “Saya mendukung penuh literasi AI untuk anak-anak sekolah. Teknologi ini harus disandingkan dengan pendidikan sejak dini,” ujarnya.

Program ini sekaligus menjadi bukti bahwa daerah kepulauan seperti Selayar bisa menjadi pelopor dalam transformasi digital berbasis masyarakat. Kaizen Collaborative Impact berharap model ini bisa direplikasi di wilayah 3T lainnya di Indonesia. (*)

Advertisement