Bupati dan Kapolres Maros Hadiri Festival Berkuda, Muzayyin: Magnet Wisata Baru di Butta Salewangang

Foto: Bupati Maros Chaidir Syam, Kapolres Maros, AKBP Awaludin Amin dan Ketua Pordasi Sulsel Muzayyin Arif saat menunggang kuda 
Foto: Bupati Maros Chaidir Syam, Kapolres Maros, AKBP Awaludin Amin dan Ketua Pordasi Sulsel Muzayyin Arif saat menunggang kuda 

MAROS – Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia atau Pordasi Pengurus Daerah Sulawesi Selatan menjalani ekshibisi pada festival olahraga berkuda di Kabupaten Maros.

Masyarakat di Butta Salewangang sebut lain kabupaten Maros, Tidak asing dengan olahraga berkuda. Berkuda adalah warisan budaya dari leluhur. Sudah sejak lama menjadi kebiasaan masyarakat di sejumlah desa dan wilayah di Maros.

Festival digelar dua hari, Sabtu-Minggu, 27-28 Agustus 2022. Festival Berkuda Sulawesi Selatan berlangsung di Dusun Bukkamata, Desa Tanete, Kecamatan Simbang, Maros.

Hadir di festival berkuda itu Bupati Maros Chaidir Syam, Kapolres Maros, AKBP Awaludin Amin dan Ketua Pordasi Sulsel Muzayyin Arif.

Advertisement

Bupati Chaidir Syam membuka langsung festival berkuda. Ia mengatakan olahraga berkuda bisa semakin memasyarakat di Butta Salewangang.

Hal senada dikatakan AKBP Awaludin Amin, mengaku dirinya terharu melihat antusiasme warga. Masyarakat bersatu dan menikmati festival berkuda itu.

Kapolres Maros juga menyampaikan sejak memasuki wilayah Pakere, lanjut ke Bukkamata, dia sudah membayangkan betapa indah wilayah tersebut. Apalagi jika berkuda dan kuda semakin menjadi tradisi.

“Itu akan menjadi daya tarik pariwisata yang sangat kuat. Dan yang akan menikmati masyarakat di desa ini juga,” tutur AKBP Awaludin Amin.

Dalam festival berkuda Pordasi Sulsel mendatangkan atlet andalannya dari sembilan kabupaten, untuk menjalani eksebisi pada festival berkuda.

“Itu akan menjadi daya tarik pariwisata yang sangat kuat. Dan yang akan menikmati masyarakat di desa ini juga,” tuturnya.

Pordasi Sulsel mendatangkan atlet andalannya dari sembilan kabupaten, untuk menjalani ekshibisi pada festival ini.

Diantara nya Daeng Nai, Munzir Alqadri, dan Andi Untung. Mereka akan tampil pada sejumlah kategori, termasuk berkuda memanah atau HBA (Horseback Arvhery).

“Mudah-mudahan atlit Pordasi bisa makin meramaikan acara ini. Tentunya untuk menghidupkan perekonomian,” Kata Muzayyin.

“Bukan hanya selama dua hari pelaksanaan event. Namun seterusnya jika kita sudah bisa menjadikan berkuda sebagai magnet wisata di Tanete ini,” tambah ketua Pordasi Sulsel ini. Sabtu, (27/8/2022)

Muzayyin juga mengungkap bahwa selama ini, peternak kuda di daerah ini umumnya membudidaya masih dengan metode konvensional.

“Padahal, ada crossbreeding. Metode persilangan, mengawinkan kuda betina lokal dengan pejantan dari luar,” beber anggota DPRD Sulsel ini. Sabtu,

“Kita bisa lihat hasilnya di Sulawesi Utara. Teman-teman di Manado sudah biasa menjual kudanya dengan harga Rp50 jutaan dalam tempo singkat,” ujarnya.

Padahal di Sulsel, kata Wakil Ketua DPRD Sulsel itu, peternak baru bisa menjual kudanya setelah dipelihara 8-10 tahun. Itu pun harganya di bawah Rp20 juta.

Makanya, Muzayyin berharap festival berkuda di Tanete yang sudah memasuki tahun kedua bisa menggairahkan semangat warga peternak. Termasuk mempelajari metode crossbreeding.

“Kalau itu bisa dilakukan, insyaallah masyarakat peternak kita akan jadi lebih sejahtera, kaya raya,” ucapnya.

Muzayyin pun membawa beberapa ekor kuda peranakan yang selama ini dibudidayakan di stable miliknya. (*)

Advertisement