LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Ratusan mahasiswa asal Papua nekad memaksa diri menggelar aksi peringatan 1 Desember yang mereka sebut sebagai hari kemerdekaan bangsa Papua.
Aksi 200 mahasiswa asal Papua itu tak mendapatkan izin dari aparat kepolisian, Yang ditengarai aksi tersebut bentuk dari perbuatan makar yang ingin memisahkan Papua dari negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).
Sehari sebelum aksi mahasiswa asal Papua itu. Organisasi masyarakat Brigade Muslim Indonesia atau BMI melalui Ketua Umumnya, Muhammad Zulkifli telah meminta agar para mahasiswa itu tidak melakukan suatu perbuatan melanggar hukum yang dapat merongrong NKRI.
“Ini adalah pesan dari saya kepada adik adik sebelum melakukan aksi. Kami dari BMI juga tetap turun ke arena sebagai bentuk komitmen kami untuk membela Marwah NKRI, untuk menjaga agar monumen Mandala (simbol perjuangan irian barat) agar tidak di nodai oleh pendukung gerakan Papua merdeka,” ucap Ketua Umum BMI itu. Minggu (2/12)
“Ini kami lakukan karna mengibarkan bendera pemberontak Papua merdeka di monumen Mandala sama halnya menghina seluruh rakyat Indonesia menghina seluruh leluhur kami yang telah membebaskan irian barat sehingga kembali ke pangkuan ibu Pertiwi,” imbuh Zulkifli.
“Di lokasi kami telah sepakat untuk tetap memberi ruang kepada sodara kita dari aparat kepolisian dan TNI untuk melaksanakan tugasnya. Saudara saudara kita dari kepolisian telah mengingatkan adik adik mahasiswa Papua, bahkan telah berupaya melakukan negosiasi damai dengan mereka demi menghindari terjadinya bentrok antara kelompok pendukung Papua merdeka dan pro NKRI,” imbuh Zulkifli.
Dirinya pun sangat prihatin karena para mahasiswa asal Papua sepertinya semakin telah terprovokasi untuk tetap bersikeras mengibarkan bendera bintang kejora di monumen Mandala.
“Alhasil, Walau sempat di warnai benturan Alhamdulillah berkat doa seluruh warga Makasar aksi anarkis mereka berhasil di pukul mundur hingga ke dalam asrama papua,” pungkas Ketua BMI ini. (*)