BMI: Ormas Islam Tolak “Kaum Sodom” Gelar Pertemuan Tingkat Asean di Jakarta

FOTO: Gaya Hidup Gay - Ciuman Lantai foto stok
FOTO: Gaya Hidup Gay - Ciuman Lantai foto stok

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Organisasi LGBT akronim dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Kelompok ini akan menggelar pertemuan tingkat Asia tenggara di Jakarta dalam waktu dekat ini.

Pertemuan itu disponsori oleh ASEAN SOCIE Caucus (ASC). Diketahui ASC adalah jaringan organisasi hak asasi manusia LGBTQI yang bekerja di seluruh Asia Tenggara, di 5 dari 11 negara di Asia Tenggara.

Tujuan dibentuknya organisasi ini untuk melindungi kelompok hubungan seksual sesama jenis atas dasar suka sama suka yang sering dikriminalisasi, dan kaum LGBTQI sering menghadapi kekerasan dan diskriminasi.

Rencana ASC menggelar pertemuannya di Jakarta, Indonesia, mendapat penentangan dari organisasi masyarakat (ormas) Islam, Brigade Muslim Indonesia atau BMI. Melalui Ketua hariannya, mengatakan dengan tegasnya menolak rencana pertemuan kelompok LGBT di Jakarta.

Advertisement

“Tegas kami menolak kelompok kaum sodom ini. Kita ini punya paham Ideologi Pancasila, Jelas di sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan yang maha esa, Artinya baik Ummat Islam, Kristiani, Hindu, Budha dan Konghucu punya landasan agama melalui kitab sucinya, tentang larangan hubungan jenis,” terang Hanif Muslim. Selasa (11/7/2023).

Menurut BMI, Sesungguhnya Allah SWT yang Maha Esa telah menciptakan Laki laki dan perempuan untuk berpasang pasangan itu untuk beribadah kepadanya dengan salah satunya dengan ibadah pernikahan sehingga dapat memperoleh keturunan, menjaga Agama, serta jiwanya. Bukan dengan sesama jenis yang justru tidak dapat memperoleh keturunan, Tidak dapat menjaga Agama, serta jiwanya. Hanya sebagai perusak kearifan Agama dan Kebangsaan.

Oleh karena itu ormas Islam ini menolak segala bentuk Aktivitas baik itu individual, ataupun terorganisir dari pada kelompok LGBT yang rencananya akan melakukan pertemuan yang diselenggarakan di jakarta dalam pertemuan tingkat Asean yang menurut BMI diduga kuat sebagai bentuk kegiatan yang selain berupaya memperkuat eksistensi kebebasan mereka di Indonesia.

“Kelompok ini berkumpul di Jakarta, itu pertemuan ditingkat asia tenggara untuk memperkuat eksistensi kebebasan mereka di Indonesia,” ujar Hanif.

“Kembali saya selaku ketua harian BMI tegas menolak pertemuan akbar kelompok LGBT di Asia tenggara di Jakarta dalam waktu dekat ini!” tegas Ketua Harian BMI.

ASEAN SOCIE Caucus merupakan organsisa kelompok LGBT di Asia Tenggara. Organisasi ini melakukan kegiatan sosial dan advokasi bagi untuk perlindungan hak asasi gender dan minoritas seksual terbatas di seluruh kawasan, dengan situasi yang memburuk di beberapa negara. misalnya, tahun lalu pengenalan hukum pidana di Brunei yang melanggar hak asasi perempuan dan kelompok LGBTQI, menyebabkan protes internasional.

aSC memimpin respons regional terhadap situasi ini, bekerja sama dengan aktivis akar rumput dari seluruh Asia Tenggara untuk merespons secara efektif dan tepat. oleh karena itu mereka memainkan peran regional yang penting dalam membangun gerakan, mendukung aktivis akar rumput untuk melindungi komunitas LGBTQI lokal mereka.

Hibah giveOut mendukung inisiatif Kapasitas Pendukung Aktivis LGBTIQ Lokal ASC, yang memberikan dukungan finansial dan teknis kepada aktivis LGBTQI lokal yang bekerja di seluruh Asia Tenggara untuk mengembangkan kapasitas advokasi mereka. ini termasuk menghubungkan aktivis LGBTQI dengan sumber daya dan peluang dengan memberikan hibah kegiatan kecil untuk seminar, lokakarya, dan pelatihan. Tahun lalu, ASC memilih lima organisasi dari Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam untuk menerima hibah kecil.

LGBT adalah akronim dari “lesbian, gay, biseksual, dan transgender”. Istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa “komunitas gay” karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan.

Akronim ini dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman “budaya yang berdasarkan orientasi seksual serta identitas seksualitas dan gender”.

Kadang-kadang istilah LGBT digunakan untuk semua orang yang tidak heteroseksual, bukan hanya homoseksual, biseksual, atau transgender. Maka dari itu, sering kali huruf Q ditambahkan agar queer dan orang-orang yang masih mempertanyakan identitas seksual mereka juga terwakili (contoh. “LGBTQ” atau “GLBTQ”, tercatat semenjak tahun 1996.

Istilah LGBT sangat banyak digunakan untuk penunjukkan diri. Istilah ini juga digunakan oleh mayoritas komunitas dan media yang berbasis identitas seksualitas dan gender di Amerika Serikat dan beberapa negara berbahasa Inggris lainnya.

Tidak semua kelompok yang disebutkan setuju dengan akronim ini. Beberapa orang dalam kelompok yang disebutkan merasa tidak berhubungan dengan kelompok lain dan tidak menyukai penyeragaman ini.

Beberapa orang menyatakan bahwa pergerakan transgender dan transeksual itu tidak sama dengan pergerakan kaum “LGB”.

Terdapat pula keyakinan “separatisme lesbian & gay”, yang meyakini bahwa kelompok lesbian dan gay harus dipisah satu sama lain. Selain itu, ada juga yang tidak menggunakan istilah ini karena mereka merasa bahwa: akronim ini terlalu politically correct; akronim LGBT merupakan sebuah upaya untuk mengategorikan berbagai kelompok dalam satu wilayah abu-abu; dan penggunaan akronim ini menandakan bahwa isu dan prioritas kelompok yang diwakili diberikan perhatian yang setara.

Di sisi lain, kaum interseks ingin dimasukkan ke dalam kelompok LGBT untuk membentuk “LGBTI” (tercatat sejak tahun 1999 Akronim “LGBTI” digunakan dalam The Activist’s Guide of the Yogyakarta Principles in Action.

Advertisement