JENEPONTO||Legion News – Porang, tanaman umbi-umbian tengah populer dibicarakan masyarakat, lantaran kisah sukses petaninya. Petani porang di desa Kepel, Jawa Timur berhasil menjadi miliader karena bisnis ekspor porang
Kamis, 20 Agustus 2020, Dinas Pertanian kabupaten Jeneponto lakukan Kunjungan kerja ke Desa Bulu’loe, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto.
Kegiatan tersebut dilaksankan oleh Bidang tanaman pangan, adapun bentuk kegiatan dimaksud untuk melaksanakan sosialisasi budidaya tanaman porang di Kecamatan Turatea, Desa Bulu’loe, Dusun Palambuta, yang di hadiri oleh kasi produksi Rusdi Dg Kammu.

Dalam penyampaian sosialisasi tersebut disampaikan bahwa, tanaman porang kini banyak dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan tepung, mi shirataki, gelatin, sampai konyaku.
Selain itu, tanaman ini juga yang jadi komoditas ekspor, bisa digunakan untuk bahan baku pembuatan lem, pelapis antiair, cat, pengisi tablet, pengental, negatif film, pita seluloid, sampai kosmetika.

Umbi porang yang dijual dalam bentuk umbi basah atau segar memiliki harga yang paling rendah. Yakni sekitar Rp 2.500 per kilogram (kg). Setiap 1 hektar tanaman porang menghasilkan umbi basah hingga 16 ton, atau mendatangkan penghasilan sekitar Rp 40 juta.

Hadir dalam kegiatan sosial tersebut PPK kecamatan Turatea, Kamaluddin, SP. didampingi PPL desa Bulu’loe Baharuddin Reppe, dan turut hadiri Kepala desa dan aparatnya desa setempat
Perwakilan kelompok tani desa Bulu’loe mendengaran arahan Kepala Seksi Produksi Dinas pertanian pemerintah kabupaten Jeneponto serta sosialisasi budidaya pengembangkan tanaman porang di desa Bulu’loe.

Yang menjadi program unggulan dinas pertanian dari Kementerian Pertanian, dari arahan kepala seksi produksi setelah mendapatkan informasi tersebut masyarakat dan kelompok tani ingin berbondong membudidayakan tanaman Porang tersebut menginggat tanaman poang tersebut mampu bertahan di
Apa sebenarnya tanaman porang ini?
Porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri.
Manfaat porang ini banyak digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain juga untuk pembuatan lem dan “jelly” yang beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke negeri Jepang.
Umbi porang banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung. Glucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air biasa digunakan sebagai aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental, bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang, demikian dilansir laman resmi Kementerian Pertanian.
Porang adalah tanaman yang toleran dengan naungan hingga 60%. Porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 sampai 700 mdpl. Bahkan, sifat tanaman tersebut dapat memungkinkan dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan tegakan tanaman lain. Untuk bibitnya biasa digunakan dari potongan umbi batang maupun umbinya yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) yang ditanam secara langsung.
Pertanian.go.id menulis, tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan, karena punya peluang yang cukup besar untuk diekspor. Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada tahun 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp 11,31 miliar ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya.
Umbi porang saat ini masih banyak yang berasal dari hutan dan belum banyak dibudidayakan. Ada beberapa sentra pengolahan tepung porang saat ini, seperti di daerah Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung serta Maros.
Reporter/Penulis: Irsan Karsa
Editor: Ahmad K

























