Bertemu Dinas Pendidikan, DPPPA Makassar Koordinasi Sekolahkan 15 Anak Korban Radikalisme

Pertemuan dilakukan di kantor Dinas Pendidikan kota Makssar, Jumat (7/1/2021). Dihadiri langsung oleh kepala DPPPA kota Makassar, Achi Soleman.
Pertemuan dilakukan di kantor Dinas Pendidikan kota Makssar, Jumat (7/1/2021). Dihadiri langsung oleh kepala DPPPA kota Makassar, Achi Soleman.

LEGION NEWS.COM, MAKASSAR – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Makassar, melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan kota Makassar untuk mengakomodir anak putus sekolah akibat korban kekeran radikalisme di kota Makassar.

Pertemuan dilakukan di kantor Dinas Pendidikan kota Makssar, Jumat (7/1/2021). Dihadiri langsung oleh kepala DPPPA kota Makassar, Achi Soleman.

“DP3A dan Diknas koordinasi, seperti disampaikan pak Wali semua anak-anak harus sekolah juga korban radikaliseme,” kata Achi Soleman menjelaskan kronologis siswa korban kekerasan.

Dikatakan, 15 anak putus sekolah mereka tersebar di beberapa kecamatan, yang pasti anak itu akan disekolahkan.

Advertisement

Rata-rata siswa SD dan SMP, ada juga usia 14 tahun, DPPA bertekad kembalikan sesuai umur mereka pada sekolah disesuaikan. Kalau tidak punya ijazah diikutkan paket A.

“Jadi ada kategori SD dan SMP. Kita sinergi untuk pengembalikan 15 anak putus sekolah, agar kembali ke sekolah,” tuturnya.

“Pembiayaan ke sekolah gratis, itu komitmen untuk memberikan hak bidang pendidikan,” jelasnya, menambahkan.

Selain pengembalian bersekolah, pihakn juga mendorong sekolah satuan pendidikan ramah anak yang mana sudah harus ada mekanisme atau standar operasional prosedur tentang penanganan kekerasan jika terjadi.

“Program DPPA jagai anak ta, termasuk perlindungan hak anaknya. Kedua, pembentukan shalter di keluarahan sebagai gerakan parsitipatif warga, ini tujuannya memutus mata rantai kekerasan yang terjadi di masyatakat,” tuturnya.

“Ada juga nanti puspaga, pusat pembelajaran keluarga. Indikator salah satu bagaimana melihat ketahanan keluarga termasuk didalamnya parenting dan pola asuh anak,” pungkasnya. (**)

Advertisement