LEGION NEWS.COM, MAKASSAR – Tokoh Literasi Nasional Bachtiar Adnan Kusuma, menemui Guru Besar Fisika Material Universitas Negeri Makassar, Prof.Dr.Ir.H.Jasruddin Daud Malago, M.Si. dan Direktur Politeknik Maritim AMI Makassar (Polimarim), Dr.Andi Amrin Petta Rani, S.E.M.M., Rabu 9 Februari 2022 di Kampus, Polimarim, Jl. Nuri Mariso, Makassar.
Kedatangan Juru Bicara Tim Pendamping Literasi Daerah Provinsi Sulsel yang di SK Plt. Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaeman dan Ketua Tim Pendamping Literasi Kabupaten Maros yang juga di SK kan Bupati Maros, H.A.S. Chaidir Syam adalah memenuhi undangan sahabatnya sekaligus seniornya, Prof.Dr. Ir. H. Jasruddin Daud Malago.
Menurut BAK, Jasruddin Daud Malago adalah tokoh akademisi Sulsel yang memiliki perjalanan hidup amat menarik dan berliku panjang. Ketegaran dan kepiawaiannya menalukkan nasib, membuat alumni ITB Bandung ini, berhasil meraih gelar guru besar dari UNM.
Jasruddin adalah putra terbaik dari sebuah kampung bernama sungai Matano, Soroako, Kabupaten Luwu Timur.
Dari buku karya Prof. Jasruddin Daud Malago yang ditulis dan amat menarik serta mengalami cetak beberapa kali. Menurut BAK, Prof. Jasruddin berhasil memberi inspirasi ratusan bahkan ribuan masyarakat Sulawesi Selatan maupun di luar Sulawesi Selatan.
“Kami bersyukur karena ikut serta membersamai Kak Jas menyelesaikan bukunya yang telah dicetak empat kali pada 2017 dan 2022” papar Sekjend Asosiasi Penulis Profesional Indonesia Pusat ini.
Sementara itu, Direktur Polimarim Makassar, Dr. Andi Amrin Petta Rani, S.E.M.M. mengikuti jejak Prof. Jasruddin menulis dan merampungkan pergulatan hidupnya dalam sebuah buku Roman Biografi. Perjalanan hidup tokoh maritim Sulawesi Selatan yang berhasil mengantar Polimarim menjadi salah satu perguruan tinggi terbaik di bidang maritim ini, amat menarik dan kisahnya inspiratif.
Andi Amrin, mengungkapkan kisah perjalanan hidupnya yang penuh dengan tantangan dan harapan. Dalam waktu dekat, bukunya akan terbit dan disusun oleh Penerima Nugra Jasadharma Pustaloka Penghargaan Tertinggi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ini.
“Saya bersyukur karena memilih merantau meninggalkan kampung halaman kedua orang tua saya sekaligus meninggalkan kekayaan alam yang berlimpah yang dimiliki ayah saya, demi menyambung hidup memilih merantau menuntut ilmu ke kota Makassar. Di kota Makassar, berbagai profesi saya jalani demi melanjutkan pendidikan, di antaranya menjadi tukang catut karcis di berbagai bioskop di Makassar, menjadi petugas tempat hiburan di hotel virgo dengan berbagai keterbatasan akhirnya saya berhasil menaklukkan badai kehidupan yang penuh dengan tantangan berhasil menyelesaikan pendidikan,” kenang Andi Amrin Petta Rani, kepada Bachtiar Adnan Kusuma. (**)