Berbekal Visi Copas, Prof Budu semakin Percaya Diri sebagai Calon Rektor

0
FOTO: Gedung rektorat Universitas Hasanuddin, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan
FOTO: Gedung rektorat Universitas Hasanuddin, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Tersisa 6 hari lagi pemilihan rektor universitas hasanuddin (Unhas) digelar. Dua calon disebut sebut akan bertarung ketat. Mereka adalah Prof.Dr. Ir. Jamaluddin Jompa (JJ) petahana dan Prof Budu yang saat ini adalah Dekan Pascasarjana yang juga bawahan dari Prof. JJ

Prof Budu dianggap oleh pendukungnya sebagai lawan kuat Prof. JJ. Sebelumnya di tahun 2021 lalu Prof Budu maju dan dikalahkan secara dramatis.

Pemilihan rektor Unhas ini jadi perhatian Direktur Profetik Institute, Asratillah. Dia menyebutkan visi “Kampus Berdampak” yang diusung Prof. Budu menarik, namun dari perspektif komunikasi politik, redaksi visi tersebut tampak masih terlalu generik dan belum mengandung konteks yang spesifik terhadap kondisi objektif Universitas Hasanuddin, ujar Direktur Profetik Institute saat dihubungi Selasa malam (28/10).

Dikatakannya visi kampus berdampak sebagai visi yang diadopsi dari Kementerian Pendidikan, Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek).

“Kesan yang muncul adalah bahwa visi ini lebih bersifat reproduktif ketimbang reflektif,” tutur Asratillah.

Asratillah lalu menjelaskan dari sisi komunikasi politik, ia menyebutkan visi kampus berdampak mengulang narasi kebijakan pusat dalam hal ini Kemendikti Saintek tanpa dialektika kritis dengan realitas lokal UNHAS yang memiliki kekhasan historis, sosial, dan geopolitik tersendiri.

“Dalam ranah komunikasi politik, kekuatan sebuah visi bukan hanya pada keindahan diksi, melainkan pada kemampuannya untuk mengartikulasikan _differentiated message_ pesan yang khas, membedakan, dan relevan dengan audiens internal dan eksternal,” imbuh Asratillah.

“Ketika visi terlalu menyerupai jargon institusi nasional, maka daya resonansinya terhadap publik kampus menjadi lemah. Ia gagal menjadi simbol kolektif yang memantik imajinasi dan partisipasi sivitas akademika dalam membangun arah baru universitas,” tuturnya menambahkan.

Meski demikian, kata Asratillah hal terpenting juga patut memberikan apresiasi terhadap semangat para calon rektor, termasuk Prof. Budu, yang membuka ruang publik dengan menyampaikan visinya secara terbuka.

Lanjut Direktur Profetik Institute itu bahwa dalam konteks demokratisasi pendidikan tinggi, hal ini merupakan bentuk literasi publik yang sehat.

“Publik, khususnya civitas akademika, menjadi lebih paham tentang bagaimana universitas dikelola, visi seperti apa yang ditawarkan, dan nilai-nilai apa yang ingin diperjuangkan oleh para kandidat,” beber Asratillah.

Dengan demikian katanya, perdebatan tentang visi rektor bukan hanya soal siapa yang paling retoris, tetapi siapa yang mampu menanamkan makna dan arah strategis yang sesuai dengan identitas dan tantangan UNHAS.

Asratillah lalu menjelaskan dari sinilah, kata publik akademik dan masyarakat luas dapat menilai sejauh mana visi itu mampu “menggerakkan”—bukan sekadar kumpulan janji dan slogan, tetapi karena ia hidup dan bekerja dalam konteks nyata universitas itu sendiri.

Dari penjelasan Direktur Profetik Institute itu program visi “Kampus Berdampak” Disimpulkan merupakan visi copy paste (Copas).

Dalam perspektif jangka menengah 2025 – 2029, Unhas menempatkan visi “Unhas Mandiri dan Modern berbasis Benua Maritim Indonesia”.

Prof. Budu calon rektor Unhas dalam kertas kerjanya itu lebih mengedepankan program “Kampus Berdampak” sebagai upaya pembentukan karakter mahasiswa dan Intelektual yang membumi.

Kolaboratif sumber daya dan pemanfaatan kebutuhan perguruan tinggi, Kemudian transformasi tata kelola perguruan tinggi.

Lalu, Kawal implementasi kampus berdampak: Festival Kampus Berdampak, Dikutip dari kertas kerja Prof. Budu, Visi dan Misi rencana pengembangan Unhas 2030.

Prof Budu dalam kertas kerjanya itu menyebutkan Rektor Unhas periode sebelumnya telah membuat dokumen yang patut diberikan penghargaan tentang rencana pengembangan rencana Universitas Hasanuddin (2030) dokumen ini merupakan road map (peta jalan) yang seharusnya ditempuh bagi siapa saja yang diberi amanah memimpin Unhas dari tahun 2015 hingga 2030.

Dalam RPJP Unhas – 2030 yang monumental ini tertera visi dan misi Unhas dan rencana pengembangannya hingga satu dekade mendatang.

Lanjut, Bahkan rencana target target sasaran berbagai isu strategi yang akan dicapai setiap 5 tahun termuat didalamnya.

“Dalam kertas kerja ini, Kami fokus memotret Visi dan Misi Unhas dan mengutip arahan arahan penting secara umum sebagaimana tertera dibawa ini”.

“Visi Unhas; Pusat unggulan dalam pengembangan insani, Ilmu pengetahuan, Teknologi, Seni dan Budaya berbasis Benua Maritim Indonesia”. (*)

Advertisement