LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Ormas Barisan Anak Kolong (BARAK) menggelar pertemuan dengan seluruh anggotanya dalam rangka konsolidasi organisasi bagi mereka keluarga besar putra putri mantan prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Makassar.
“Ini hanya konsolidasi biasa dalam rangka membangun silahturahmi. Selain itu membahas bagaimana menjaga keutuhan NKRI, Pancasila dan UUD 1945,” kata Umar Hankam, Koordinator Barak Sulsel.
Pertemuan Pengurus dan anggota Barak Sulsel dan Kota Makassar, dalam rangka menata kerangka organisasi itu Kedepan untuk membetuk organisasi Barak lainnya di wilayah kabupaten-kota di provinsi Sulawesi Selatan.
“Pertemuan tadi juga mengagendakan penyusunan pengurus untuk mengisi struktur organisasi. Serta penguatan struktur organisasi dengan membentuk Barak di kabupaten- kota di wilayah Sulsel,” tutur Umar. Selasa malam (22/2)
Tujuan ormas Barisan Anak Kolong atau Barak ini merupakan organisasi anak-anak eks asrama-batalion yang pernah tinggal di barak-barak asrama atau batalion milik tiga mantra di tubuh TNI itu di seluruh Indonesia, yang tampil terdepan dalam mempertahankan NKRI, Pancasila dan tentunya tetap berkibarnya sang merah putih dari Sabang hingga Merauke.
Usai digelar pertemuan, Pengurus Barak Sulsel dengan tegas mengatakan siapa pun mereka, yang berani mengumandangkan suara dukungan terhadap Papua Merdeka, Komunisme dan Radikalisme di Sulsel tentunya akan berhadapan dengan anggota Barak.
“Kami minta dengan hormat saudara-saudara, Adik-adik mahasiswa agar tidak terpengaruh dengan paham ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Dan tentunya juga kepada saudara-saudara kami adik-adik mahasiswa asal tana Papua yang menimba ilmu di kota makassar, untuk tetap belajar dengan baik, Kelak ilmu yang diperoleh itu untuk membangun tana Papua jauh lebih baik dari hari ini. Jangan terpengaruh dengan mereka para politisi pro Papua merdeka yang berteriak dari luar negeri dengan tujuan memprovokasi agar terjadi benturan fisik antara rakyat Papua dengan aparat TNI dan Polri,” tutur anak pejuang irian barat ini.
Ditempat yang sama ketua Barak kota Makassar, Syarifuddin, menegaskan bahwa kota Makassar harus bersih dari suara-suara yang meneriakkan dukungan terhadap Papua Merdeka, Komunisme dan paham radikalisme yang didukung oleh sejumlah oknum aktivis yang selama ini berlindung di isu-isu HAM. Tetapi mereka tidak sadar bahwa memberi dukungan kepada kelompok organisasi underbound OPM atau paham ideologi lainnya, tentu Kedepannya akan mengancam keutuhan negara kesatuan republik indonesia.
“Bagi mereka aktivis yang bergabung di Underbound organisasi Papua merdeka seperti pendukung AMP, KNPB, UMLWP, FRI WP dan lain-lain nya untuk tidak melakukan aktivitas aksi demostrasi untuk menyuarakan Papua merdeka di kota makassar yang sudah barang tentu hal itu perbuatan melawan hukum dan dapat mengancam keutuhan NKRI,” tegas pria yang biasa disapa Udin Rudal ini.
Koordinator Barak Sulsel, Umar Hankam juga meminta dengan hormat kepada aktivis di Makassar atau lembaga bantuan hukum yang melindungi organisasi underbone OPM di Makassar untuk berpikir jernih, mempertahankan merah putih tetap berkibar di seluruh tanah air.
“Kami dari Barak dengan tegas menyampaikan kepada para oknum aktivis yang selalu berlindung dalam bingkai kebebasan demokrasi dan HAM untuk menghentikan segala bentuk dukungan kepada kelompok aktivis organisasi Underbound OPM. Apabila sikap dukungan itu tetap diberikan kepada organisasi Underbound OPM maka nasionalisme kalian dipertanyakan,” tegas Umar Hankam.
“Barak akan melakukan perlawanan ketika mereka aktivis ataupun organisasi mengatasnamakan mahasiswa di kota Makassar (non Papua) membela Underbound OPM maka sudah barang tentu kami lakukan perlawanan atasnama merah putih,” tegasnya.
“Sejarah mencatat pembebasan irian barat (Papua,red) bermarkas di Makassar. Disini sebagai pusat komando pembebasan irian barat, dengan sandi operasi Mandala. Maka disini berdiri monumen Mandala,” tambah Umar yang merupakan anak pejuang Trikora di Makassar.
“Kita yang berada di bagian timur Indonesia ini telah bersepakat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah final,” tambah Udin Rudal dengan tegas.
Menurut Koordinator Barak Sulsel, Adik-adik mahasiswa asal Papua selama menempuh pendidikan di kota Makassar tidak pernah mengalami intimidasi ataupun dalam bentuk rasis yang dilakukan oleh warga Sulsel selama menempuh pendidikan ataupun bermukim di Sulawesi Selatan.
Pengurus Barak Sulsel juga mengatak selama ini tidak ada yang mengekang kebebasan demokrasi bagi mereka. Hal yang sama seperti saudara-saudara lakukan di tana Papua yang tetap membuka diri menerima kami warga pendatang seperti saudara sendiri.
“Untuk itu dengan tegas atasnama merah putih dan NKRI harga mati. Maka dengan hormat untuk tidak membangun kekuatan mengatasnamakan gerakan mahasiswa tetapi kenyataanya organisasi itu bagian dari underbone OPM sudah barang tentu tidak akan kami akomodir,” tegas Udin Rudal yang juga komandan provos Resimen Yudha Putra XXIV/PPM Sulsel ini.
“Bagi mereka yang berupaya terang – terangan menyuarakan kemerdekaan Papua untuk lepas dari NKRI, ini merupakan tindakan melanggar hukum melakukan makar, mengganggu kedaulatan dan integritas RI, Wajib untuk dilawan dan diberlakukan tindakan tegas oleh TNI dan Polri sebagai tembok pertahanan NKRI dan tentunya kami Rakyat di Sulawesi Selatan,” tegas Keduanya. (**)