LEGION NEWS.COM – Peristiwa kekerasan terhadap Ibu Rumah Tangga (IRT) di Jalan Taeng, Bontojalling, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Terjadi pada hari Sabtu malam, (09/04/2022) lalu, Dibantah langsung oleh Irfan Wijaya.
Kepada awak media legion news.com Irfan Wijaya meluruskan peristiwa Sabtu malam lalu.
Dia (Irfan) membantah apa yang disampaikan beberapa ormas atas peristiwa tersebut dalam pemberitaan dibeberapa portal media online termaksud legion news.com pada Jumat, 15 April 2022.
Dilansir dari legion news.com Ketua umum Brigade Muslim Indonesia Muhammad Zulkifli mengatakan, “Bagi kami sangatlah tidak pantas seorang tuan rumah menyambut Tamunya yang berstatus suami istri yang yang sedang membawa seorang anak kecil berumur 4 tahun lantas dianiaya hingga mengalami luka serius,” kata Ketum BMI, Muhamad Zulkifli. Jumat, (15/4)
Zulkifli menambahkan, “Ibu kiki ini kondisinya dalam keadaan sakit, kemana mana menyiapkan tabung oksigen di mobilnya,” katanya.
Saat dikonfirmasi awak media Irfan Wijaya meluruskan peristiwa tersebut. Irfan menyampaikan terima kasih atas segala perhatian beberapa ormas terkait peristiwa tersebut.
Saya yang alami langsung peristiwa malam itu (Sabtu). Terima kasih atas segala perhatian teman-teman ormas. Sesungguhnya persoalan ini saya mengalami sendiri yang disaksikan langsung oleh Istri, mertua dan keponakan saya serta warga sekitar.
“Mungkin saja teman-teman ormas mendapat cerita sepihak dari ibu Kiki. yang kebetulan teman-teman ormas tidak sedang berada disitu saat peristiwa tersebut terjadi,” ujar Irfan saat dikonfirmasi awak media. Minggu, (17/4)
Disebutkan dalam pemberitaan Riski Amelia atau biasa disapa Kiki, tidak datang sendiri dia dampingi suaminya beserta anaknya ke kediaman Irfan
Apa yang disampaikan salah satu pimpinan ormas bahwa dia (Kiki) membawa anak umur 4 tahun itu tidak benar adanya. “Ini satu kebohongan lagi yang disampaikan ibu Kiki kepada teman-teman ormas, Tidak ada anak seusia 4 tahun yang mereka bawa. Justru dua anak saya yang berusia 7 dan 12 tahun menangis histeris melihat saya, orangtua nya dikeroyok oleh orang asing didalam rumah yang tidak mereka kenal.
“Ibu Kiki dan Suaminya tidak hanya datang sendirian,” kata, kata Irfan
“Malam Minggu tanggal 9 April 2022 ada laki-laki dua orang datang ke rumah saya. Yang sebenarnya, Saya tidak terlalu kenal Mereka, Tujuan mereka datang untuk mempertanyakan soal proyek,” ungkap Irfan saat memulai wawancara dengan awak media.
Saya sampaikan bahwa proyek yang mereka pertanyakan itu, Saya tidak ada hubungannya. Jadi saya persilahkan mereka langsung saja ke tempat proyek dan berhubungan sama orangnya langsung, jangan melalui saya, kata Irfan
“Salah satu dari kedua orang yang datang ke Saya malam itu, tahu ada yang namanya Ahmad gitu, ya agak botak orangya, Suaranya keras dan lantang, lalu saya sampaikan saya tidak ada hubungan dengan anda, dan saya tidak kenal anda, kenapa harus marah-marah,” tanya Irfan saat mengisahkan awal peristiwa Sabtu malam tersebut.
Lanjut, “Lalu tiba-tiba turun seorang perempuan (Kiki) dari mobil dan langsung memaki-maki saya. Karena istri saya merasa terganggu karena sudah tengah malam. Istri saya lalu bilang, sudah pulang saja Ini sudah malam. Orang mau puasa besok. Besok pagi saja baru kembali kesini,” kata Irfan menirukan perkataan Istrinya.
Lantas dia (Kiki) menghardik istri saya dengan kalimat yang tidak elok. Dia katakan, “Apa kamu perempuan tidak tahu diri, pelacur! Bayangkan pak istri saya dikatai pelacur oleh Kiki,” Irfan menyayangkan.
“Lalu saya memegang istri saya, kemudian saya sampaikan ke istri, ayo masuk jangan dibuat masalah. Begitu saya suruh istri masuk. Saya langsung ditempeleng sama itu perempuan (Kiki), saya reflek mendorong dia (Kiki), nah disitulah 2 laki-laki hendak memukul dan mengeroyok saya. Kan ini rumah saya. Saya berhak untuk membela diri, Saat itu pula istri saya berteriak minta tolong ke warga karena mereka sudah mengeroyok saya.”
Saat ditanyai awak media siapa memulai melakukan tindakan kekerasan, “Keponakan dan mertua saya saksi yang melihat bahwa dia (Kiki) yang duluan menempeleng saya (Irfan) sehingga secara reflek saya mendorongnya sehingga jatuh terbentur,” ungkapnya.
Pengakuan bahwa perempuan itu katanya dalam keadaan sakit di pemberitaan. “Itu alasan saja membawa tabung. Untuk menghindari kerumunan massa yang mulai berdatangan.”
Jadi mereka itu memutarbalikkan fakta. Bahwa saya memukul duluan, Saksi banyak, bahwa Kiki yang pertama menempeleng saya setelah dia katai istri saya perempuan pelacur.
Pun dia menjelaskan, bahwa kejadiannya malam Minggu (9/4) sekitar pukul 22:30 sampai 22:45 WITA.
Dia Irfan melanjutkan, “Lalu mereka menelpon orang lain yang juga temannya, untuk mengeroyok saya didalam rumah, tapi saya sudah dipisahkan oleh mertua saya yang kebetulan sedang sakit memiliki riwayat penyakit jatung. Jadi saya dipaksa masuk ke dalam rumah. Sehingga preman yang datang itu hanya berteriak-teriak dari luar rumah. untung masyarakat datang dan menyuruh mereka (Preman) dan Ibu Kiki untuk pulang.”
Inikan jadi lucu, Mereka ibu Kiki datang kerumah saya dengan membawa preman ke rumah saya, mau mengeroyok saya. Malah saya yang dituduh.
Demikian penjelasan dan klarifikasi saya soal tuduhan bahwa saya telah melakukan kekerasan terhadap ibu rumah tangga itu tidak benar. Hal yang saya sampaikan tadi ini fakta kejadian sesungguhnya dapat saya pertangungjawabkan apa yang menjadi pernyataan saya dimuka aparat penegak hukum nantinya,” kunci Irfan Wijaya. (Let)