LEGIONNEWS.COM – POLITIK, Pernyataan mantan ketua umum HIPMI Bahlil Lahadalia, siap diusung menjadi Calon Ketua Umum (Caketum) Partai Golkar melalui mekanisme organisasi. Mendapat tanggapan dari Maman Abdurrahman.
Dia menegaskan tak ada alasan untuk melaksanakan musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk mengganti ketua umum Airlangga Hartarto.
“Tidak ada alasan apapun untuk Munaslub. Kita di internal DPD 1 dan DPP lagi solid-solidnya untuk persiapan pileg dan pilpres,” ujar Maman seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Minggu (23/7).
Ketua DPD 1 Partai Golkar Provinsi Kalimantan Barat, itu pun mengingatkan musyawarah nasional (munas) terakhir yang dilaksanakan Golkar berlaku hingga 2024.
Menurutnya, munas tersebut sudah sesuai konstitusi.
“Belanda masih jauh. Karena jadwal munas yang sesuai konstitusi itu pada 2024 akhir. Kalaupun ada wacana munaslub, masih sangat panjang yaitu didukung dua pertiga DPD 1,” ujarnya.
Maman mengatakan munaslub baru bisa dilakukan apabila ada hal yang mendesak dan mengharuskan Airlangga mundur. Ia menilai hal mendesak itu kini belum ada.
“Dikarenakan ada hal-hal mendesak. Nah, hal mendesaknya apa?” ucap Maman.
Ia juga merespons pernyataan Bahlil soal elektabilitas partai beringin yang turun ke 6 persen, sehingga disebut berada dalam kondisi lampu kuning.
“Apabila ada yang mengatakan survei partai menurun, ya memang dari dulu setiap menjelang pileg survei partai selalu di angka 7-9 persen, tetapi hasilnya selalu belasan persen,” ujar Maman.
Menurutnya, survei hanya meneropong captive market partai atau basis ideologis saja, tetapi belum menghitung faktor tambahan kekuatan usaha dari para caleg Golkar.
“Oleh sebab itu, dalam setiap hasil pileg Partai Golkar itu selalu di atas dari hasil survei, ini yang saya sampaikan data lho,” tuturnya.
Bahlil mengungkap Partai Golkar dalam kondisi genting atau lampu kuning karena elektabilitas partai hanya berkisar 6 persen saja.
“Sudah lampu kuning. Dari dua digit menjadi satu digit, 6 persen pula. Padahal, dulu dalam survei (2019) itu 10 persen, tapi dapat 13 persen,” ujar Bahlil saat menemui pemimpin media massa, Sabtu (22/7) .
Ia menilai ada yang salah dengan manajemen Golkar. Salah satunya lantaran Airlangga Hartarto tak turun ke lapangan.
“Dalam pandangan teman-teman yang menyampaikan ke saya memang demikian (Airlangga kurang turun ke lapangan). Kalau dia turun, enggak begini hasilnya Golkar. Ini kan miris juga,” katanya.
Ia juga menyoroti soal peluang pergantian ketua umum Golkar melalui jalur munaslub. Hal tersebut bisa saja dilakukan dalam keadaan penting atau untuk kepentingan partai.
Menurut Bahlil, tak satu-dua orang kader yang berpandangan pergantian ketua umum itu sangat genting dilakukan untuk mempertahankan posisi Golkar yang mulai kehilangan suara.
“Kalau mereka (kader Golkar) merasa itu penting bagi partai, ya silakan. Kita kan ambil dari pandangan luar,” pungkasnya. (CNN)