LEGION-NEWS.COM – Jelang Muktamar NU ke 34 terus berdinamika, berbagai nama terus bermunculan dari kalangan keluarga besar Nahdiyin. Nahdatul Ulama merupakan organisasi masyarakat (Ormas) Islam terbesar di Indonesia.
Salah satu nama ulama senior NU Prof. Dr. KH. Malik Madani, Khatib Aam Syuriah PBNU 2010 – 2015 memberikan pernyataan, “Pemimpin NU yang menghidup-hidupkan NU,” ujar Malik Madani,
Dia melanjutkan, “Saya merindukan pemimpin NU yang bersedia menghidup-hidupkan NU, bukan mencari hidup dari NU, kaya dan sejahtera karena memanfaatkan NU,” katanya.
“Tidak perlu orang yang fasih dalam retorika yang menina-bobokkan massa atau yang pandai bermain dengan visi dan misi yang khayali,” tegas perintis PKPNU ini.
“Orang yang kita cari adalah orang yang bersedia dan terbukti memberi dan berkorban untuk NU,” imbuhnya.
Sebenarnya figur yang seperti itu ada dan saya mengenalnya sejak sebelum menjabat Katib Aam PBNU (2010-2015). Rintisannya yang cemerlang dan insyaallah membawa barokah bagi NU antara lain adalah PKPNU yang dirasakan manfaatnya oleh Nahdliyyin di seantero negeri.
“Sayang sekali, beliau sangat low profile, pantang mendeklarasikan diri, sesuai dengan tradisi NU yang asli. Figur yang saya maksud adalah Waketum PBNU periode 2010-2015 seperti Dr.H.As’ad Said Ali. Kalau beliau berkenan, alangkah bahagianya NU, Semoga Allah subhanahu wata’ala membukakan hati beliau untuk kejayaan NU,” kata dia.
Bersihkan Muktamar 34 dari Risywah.
Perintah Sekretaris PWNU Jatim kepada PCNU melalui WA yang beredar luas tentang Fasilitasi Muktamar dan Pengumpulan surat Usulan Ahwa, Calon Rais Aam dan Ketua Umum PBNU terindikasi mengandung Risywah.
PWNU Jawa Timur akan memberikan Fasilitasi bagi peserta resmi muktamar dari PCNU se Jatim, mulai dari transportasi, konsumsi, dan akomodasi disertai tekanan untuk PCNU yang tidak menyerahkan Usulan dimaksud dianggap tidak berkenan untuk berada dalam koordinasi dan Fasilitasi PWNU Jatim. dan kalau ini benar adanya subhanallah, merusak tatanan NU, tutup KH. Malik Madani. (**)