
LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Pengamat kebijakan publik dan alumni Universitas Hasanuddin (UNHAS), Arief Wicaksono, menilai kepemimpinan Prof. Jamaluddin Jompa selama menjabat Rektor UNHAS telah membawa perubahan besar terhadap citra dan reputasi universitas, baik di tingkat nasional maupun global.
Pernyataan tersebut disampaikan Arief menanggapi pemaparan visi-misi Prof. Jamaluddin dalam forum resmi penyaringan calon rektor di hadapan Majelis Wali Amanat (MWA) dan Senat Akademik (SA) UNHAS. Menurutnya, presentasi Prof. Jamaluddin bukan hanya menggambarkan visi yang kuat, tetapi juga menunjukkan karakter kepemimpinan yang matang, komunikatif, dan strategis.
“Selama kepemimpinan Prof. JJ, publik melihat UNHAS tampil sebagai kampus yang modern, berdaya saing, dan punya posisi jelas dalam peta pendidikan tinggi nasional. Pemaparan visinya hari ini hanya menegaskan konsistensi kepemimpinannya,” ujar Arief Wicaksono di Makassar, Senin (3/10/2025).
Arief menambahkan, pengelolaan komunikasi publik yang terbuka dan terukur di masa Prof. Jamaluddin telah memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap universitas. Hal ini, katanya, tidak lepas dari keberhasilan UNHAS mencatatkan berbagai prestasi internasional yang meningkatkan citra akademiknya.
Di bawah kepemimpinan Prof. Jamaluddin, UNHAS melaju pesat menembus jajaran kampus elit dunia, berada di peringkat 951–1000 global versi Times Higher Education World University Rankings (THE WUR) dan posisi 201 di Asia. Capaian ini menjadi momentum penting yang menegaskan UNHAS sebagai pusat keunggulan pendidikan tinggi kawasan timur Indonesia.
“Kenaikan peringkat itu bukan sekadar angka, tapi simbol dari meningkatnya kapasitas kelembagaan, kinerja riset, dan tata kelola yang makin profesional. Itu menandakan kepemimpinan yang efektif,” lanjut Arief.
Ia juga menilai, cara Prof. Jamaluddin mengkomunikasikan ide-ide besarnya dalam forum penyaringan calon rektor menunjukkan keseimbangan antara substansi akademik dan kejelasan arah kebijakan. Paparannya dianggap tidak retoris, melainkan berbasis capaian konkret dan rencana strategis yang realistis.
“Prof. JJ tidak berbicara dalam bahasa slogan, melainkan bahasa kemajuan. Ia menampilkan UNHAS sebagai institusi yang sudah menembus panggung global, tapi tetap berakar pada tanggung jawab sosial dan keilmuan,” ungkapnya.
Dari perspektif politik kebijakan, Arief menilai kepemimpinan Prof. Jamaluddin telah memperkuat posisi UNHAS sebagai salah satu universitas paling berpengaruh di Indonesia Timur. Keberhasilannya menjaga stabilitas organisasi, meningkatkan reputasi riset, serta memperluas jejaring global menjadi bukti nyata bahwa universitas ini kini memiliki daya tawar tinggi dalam percaturan akademik nasional dan internasional.
“Kepemimpinan Prof. JJ adalah model kepemimpinan modern yang memadukan visi, data, dan ketenangan dalam bertindak. Ia tidak sekadar memimpin, tapi mengarahkan universitas untuk berlari lebih jauh,” tutup Arief.
Dengan konsistensi dan arah yang jelas, Arief Wicaksono menyebut Prof. Jamaluddin Jompa sebagai sosok yang telah berhasil menempatkan UNHAS pada posisi yang lebih terhormat — universitas yang bukan hanya besar secara institusional, tetapi juga kuat secara simbolik di mata publik, nasional maupun global. (*)
























