LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Abdullah Rahman Bando dimasa dirinya sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar banyak hal yang dia telah perbuat bagi sektor pendidikan.
Diera Putra Massenrempulu ini hal yang tidak terlupakan warga di beberapa kecamatan di kota Makassar sangat terbantu oleh Rahman Bando yang telah mendirikan SMPN di kecamatan yang jumlah Sekolah Menengah Pertama hanya terdapat satu SMP Negeri.
Salah satunya yang dilakukan Rahman Bando dengan marger di beberapa sekolah dasar (SD) menjadi Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di kecamatan Rappocini dan Makassar.
Sebut saja marger SD di Kelapa 3 Rappocini menghasil SMP Negeri 46. Kehadiran SMPN 46 sangat membantu warga yang khususnya tinggal diperbatasan kecamatan yang ada di kota Makassar sangat terbantu. Sebut saja warga di Kelurahan Barabaraiya Timur (Kecamatan Makassar), Panakukang dan Rappocini.
“Alhamdulillah dengan kehadiran SMPN 46 itu dapat membantu warga yang tinggal di wilayah perbatasan antara kecamatan yang ada di kota Makassar,” tutur pemilik akronim ARB ini. Selasa (18/6)
Dikatakannya saat menjadi kepala dinas pendidikan dirinya mendirikan sekolah SMP tanpa membebani APBD Pemerintah Kota.
“Jumlah sekolah dasar saat saya menjabat itu sebanyak 314 SD negeri. Untuk SMPN terdapat 45 SMPN itu dibawah pemerintah kota,” terang Abdul Rahman Bando (ARB).
Saat dirinya menjabat banyak keluhan warga kota Makassar dibeberapa kecamatan. Warga mengeluh terbatasnya jumlah sekolah menengah pertama atau SMP milik pemerintah kota.
“Waktu itu jelang penerimaan siswa tahun ajaran baru, warga datang ke saya soal lanjutan pendidikan anaknya setelah menamatkan bangku pendidikan dasar. Warga pada umumnya mengeluh di kecamatannya jumlah SMPN sangat terbatas,” ungkap ARB.
“Pagi sebelum masuk kantor saya berkunjung ke beberapa sekolah dasar. Sesampai disalah satu sekolah saya langsung ke ruang kelas, kemudian mengecek absen siswa disitu saya menemukan dalam satu kelas terdapat 16 siswa, padahal syaratnya dalam satu kelas itu minimal berjumlah 32 siswa didalamnya,” tutur mantan kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar ini.
“Karena banyak bangku yang kosong maka saya berinisiatif untuk memarger beberapa SD. Saya ambil contoh SD Lariangbangi di jalan Latimojong, Kecamatan Makassar. Disitu terdapat 3 SD didalamnya, lalu saya marger tersisa satu SD saja, yang dua SD saya marger menjadi SMP maka disitu kini terdapat SMPN 46 Latimojong,” kisah politisi partai Demokrat ini.
Kebijakan Abdul Rahman Bando membangun SMP Negeri tanpa APBD itu sampai ke Menteri Pendidikan dan kebudayaan Mendikbud kalah itu Muhadjir Effendi. Mendikbud sangat mengapresiasi langkah Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar saat itu yang dipimpin ARB.
Kini pemilik tagline ‘Gerbang’ (Gerakan Bersama Bangun Makassar) itu punya cita cita besar lainnya di sektor pendidikan.
Gerakan Bersama Bangun Makassar modal dirinya maju di perhelatan Pemilihan Wali kota Makassar mendatang.
Membawa konsep pembangunan di kota Makassar dengan filosofi “Kerja yang Rakyat Butuhkan”.
Setelah sukses mendirikan SMP Negeri tanpa membebani APBD pemerintah kota. Kini ARB berencana mendirikan SMA Negeri tanpa Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
“Tanah serta gedung pemerintah kota dan Dinas Pendidikan ada yang tidak berfungsi itu rencana bila saya dipercayakan nantinya memimpin kita Makassar salah satu tugas utama saya masih soal pendidikan,” ujar Rahman Bando.
“Lahan milik Pemkot yang tidak berfungsi untuk dibangun gedung SMA kita hibahkan ke pemerintah provinsi, Kemudian nantinya dibangun SMA termasuk sarana dan prasarana nya serta menempatkan tenaga pendidikan,” tambah ARB.
“Tentu SMA Negeri itu peruntukannya bagi siswa di wilayah tersebut,” kunci Abdul Rahman Bando. (LN)
“Selain itu kita akan manfaatkan lahan yang ada untuk kegiatan seni dan pembinaan kebudayaan,”