Penulis oleh : Asratillah Tim Jubir Appi-Rahman
MAKASSAR||Legion News – Ada empat bakal kandidat yang bakal meramaikan kontestasi Pilwali Kota Makassar 9 Desember mendatang.
Salah satu di antaranya adalah pasangan Munafri Arifuddin dan Abdul Rahman Bando atau disingkat dengan Appi-Rahman.
Dalam pidato deklarasinya beberapa waktu yang lampau, pasangan APPI-RAHMAN menyebutkan, bahwa ada empat pilar program menuju Makassar Bangkit, yakni Pilar Kesejahteraan, Pilar Keadilan, Pilar Kebudayaan dan Pilar Keberlanjutan. Keempat pilar ini nanti disebut dengan istilah “APPAKABAJI”.
Salah satu pilar yang menarik untuk disimak adalah Pilar Kesejahteraan.
Di pilar tersebut ada empat program andalan yang coba ditawarkan, yakni menjadikan Kota Makassar sebagai Zona Hijau Covid di 100 hari pertama pemerintahan, modal usaha bagi 10.000 UMKM, pelatihan dan penyaluran 10.000 tenaga kerja siap pakai dan pembinaan 5000 usaha unggulan berbasis RW.
Jika kita melihat ke empat program andalan tersebut, maka hal tersebut konsisten dengan batang tubuh pidato politik yang dibacakan pasangan Appi-Rahman dideklarasinya, yang secara substansial berisikan dua pesan utama bahwa pasangan ini akan total dalam memerangi Covid-19 dan segenap tenaga memulihkan (recovery) kondisi perekonomian Makassar pasca Pandemi.
Jika melihat pengalaman kota-kota besar lainnya baik di dalam maupun di luar negeri, maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa perang terhadap covid-19 mesti sejalan seirama dengan pemulihan ekonomi.
Mengapa demikian? Karena jika tidak, maka kita akan berada di ambang dua krisis yang sama bahayanya yakni krisis kesehatan dan krisis ekonomi.
Kasus di India misalnya, kericuhan sosial dan kerusuhan berbau SARA pecah hanya karena kebijakan karantina wilayah dijalankan tidak seirama dengan upaya pemulihan ekonomi. Bahkan jika kita mencermati lebih lanjut sebenarnya pandemi Covid-9 sangat erat kaitannya dengan pola pembangunan kota-kota besar di dunia yang tak selaras dengan prinsip-prinsip ekologis.
Komitmen pasangan Appi-Rahman untuk menjadikan Makassar sebagai Zona Hijau di 100 hari pertama pemerintahan bukanlah hal yang mustahil, selama adanya koordinasi yang mantap di antara lembaga terkait dan segenap stakeholder yang ada, ditambah leadership dari keapala daerah itu sendiri.
Karena kalau kita belajar dari pengalaman New-York yang berhasil melandaikan grafik jumlah orang yang terinfeksi covid-19 maka itu tidak terlepas dari kepemimpinan dan komunikasi politik yang sangat apik dari gubernur Cuomo.
Kebijakan yang sifatnya teknis dalam penanganan Covid-19 sangatlah penting, tetapi aspek kepemimpinan (leadership) juga punya peran yang sangat vital, terutama dalam menjahit tekad bersama warga kota untuk sama-sama menegakkan protokol kesehatan.
Upaya Appi-Rahman untuk memerangi Covid-19 sambil memulihkan situasi perekonomian kota, bagi saya adalah sebuah upaya untuk “ta’awun alal birri” (saling tolong menolong berbuat kebajikan) buat Kota Makassar, dan bisa dikata hal ini adalah prasyarat agar Kota Makassar keluar dari segala kesulitan dan tantangan dan bisa bangkit menjadi kota yang sejahtera, adil, berbudaya dan berkelanjutan.
Sudah seyogyanya lah para kandidat saling bersaing soal visi mereka ke depan untuk Kota Makassar, kita berhenti sejenak untuk membicarakan atau memberitakan perihal yang membuat kita saling benci dan bermusuhan.
Kita bersama berupaya agar demokrasi kita semakin dewasa, para pemilih menjatuhkan pilihannya berdasarkan pertimbangan rasional yakni sebagai konsekuensi dari timbang-menimbang mereka terhadap visi,misi dan program yang ditawarkan para kandidat untuk publik Makassar.