MAKASSAR — Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan menargetkan operasi kereta api rute Makassar-Parepare pada bulan Oktober 2022 mendatang.
Pembangunan jalur KA Makassar-Parepare merupakan proyek strategis nasional (PSN) sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, yang diawali dengan tahapan studi kelayakan pada tahun 2003 oleh Ditjen Perhubungan Darat.
Tokoh Muda Sulawesi Selatan, Andi Muzakkir Aqil menyebut KA Makassar-Parepare ini menjadi yang pertama di Pulau Sulawesi.
Menurutnya, sasaran utama dari keberadaan transportasi publik ini untuk menghubungkan wilayah atau perkotaan, sebagai penunjang aktifitas ekonomi masyarakat, terutama untuk pendistribusian barang dan komoditas pertanian, pariwisata, maupun sosial budaya.
“Tentu tujuan dari dibangunnya jalur kereta api trans Sulawesi ini untuk mempermudah transportasi warga yang berada di pelosok-pelosok dan menghubungkan daerah-daerah penting di Pulau Sulawesi,” tutur Andi Muzakkir, Sabtu (03/09/2022).
Pria yang lahir, tumbuh dan besar di Parepare ini mengapresiasi pemerintahan Jokowi yang terus memberi perhatian terhadap kemajuan ekonomi di wilayah timur Indonesia, khususnya Sulsel.
“Ini akan menjadi sejarah baru bagi kita rakyat Sulawesi Selatan, yang akhirnya memiliki kereta api seperti yang sudah lama ada di Jawa. Ternyata Sulsel sebentar lagi akan punya kereta. Kita harus bangga,” kata Ketua IKA Universitas Muslim Indonesia (UMI) Koordinatorat Jabodetabek itu.
Apalagi, lanjut Muzakkir, Kereta Api Makassar – Parepare ini menjadi yang pertama digunakan untuk kombinasi penumpang dan barang. Total panjang relnya yang mencapai 144 km dan diproyeksi secara bersamaan bisa dihubungkan dengan beberapa pabrik semen yang ada di Sulsel.
Diketahui, Proyek Kereta Api Makassar – Parepare sepanjang 144 km merupakan bagian dari jaringan kereta api Trans Sulawesi yang akan menghubungkan seluruh wilayah yang ada di pulau Sulawesi.
Sarana perkeretaapian Sulawesi Selatan ini nantinya berperan sebagai sarana transportasi yang mampu mendukung permintaan angkutan penumpang dan perpindahan barang. Jalur kereta api akan menghubungkan pelabuhan di Parepare dan di Makassar.
Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulsel, Amanna Gappa menjelaskan, pembangunan jalur Kereta Api Makassar-Parepare terbagi menjadi beberapa tahapan segmentasi.
Segmen I dilaksanakan mulai tahun 2015-2016 dari km 74 sampai km 91 yang berada di kabupaten Barru dengan ruang lingkup kegiatan meliputi pembangunan badan jalan, jembatan box culvert, jalan rel dan bangunan sipil lainnya sepanjang sekitar 16 km.
Pengadaan lahan untuk pembangunan badan jalan KA di Segmen I dilaksanakan oleh pemprov sulsel sepanjang 16 Km pada tahun 2014-2015.
Segmen II dibangun tahun 2017-2019 sepanjang 24 Km dan siding track menuju garongkong sepanjang 4,7 Km dengan ruang lingkup kegiatan pembangunan badan jalan dan jembatan, box culvert, rel dan bangunan sipil lainnya.
Pengadaan lahan di segmen II dilaksanakan pada tahun 2016-2017 dengan sumber pembiayaan APBN (Rupiah Murni) Kementerian Perhubungan.
Segmen III dilaksanakan pada tahun 2019-2022 sepanjang kurang lebih 60 Km melintasi kabupaten Maros dan Pangkep dengan 7 stasiun dengan ruang lingkup kegiatan pembangunan badan jalan dan jembatan, box culvert, jalan rel dan bangunan sipil lainnya.
Pengadaan lahan di segmen III dimulai sejak 2017 dan telah selesai pada awalan tahun 2022 yang bersumber pembiayaan berasal dari LMAN (Lembaga Manajemen Aset Negara).
Pada tahun 2020 dilakukan pembangunan jalur siding ke arah Mangilu dan pembangunan stockyard di Kawasan emplasemen stasiun Garongkong yang dilaksanakan dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Pada tahun 2022 ini ditargetkan selesai pembangunannya dan siap dioperasikan jalur KA dari Maros-Barru sepanjang kurang lebih 71 km dan ditargetkan juga prasarana perkeretaapaian yang dibangun oleh kema KPBU siap beroperasi pada akhir tahun.
Tahapan operasi untuk angkutan penumpang dengan skema keperintisan melayani 10 stasiun Maros, Rammang-rammang, Pangkajene, Labakkang, Ma’rang, Mandalle, Tanete Rilau dan Barru) dan jalur siding ke arah mangilu dan garongkong.
“Tahapan selanjutnya pembangunan kereta api dari stasiun Mandai menuju Makassar sepanjang kurang lebih 8 Km. Kegiatan studi perencanaan pada tahun 2020 oleh Direktorat Prasarana,” jelasnya.
Perkeretaapian dan kegiatan penyusunan dokumen pelaksanaan pengadaan tanah selesai tahun 2021.
Setiap tahapan proses kata dia, telah dilakukan dengan melibatkan stakeholder yang terkait pengadaan tanah di Provinsi Sulawesi selatan, kota Makassar dan kabupaten Maros.
“Dan telah dilakukan sosialisasi dan konsultasi publik serta rapat/audiensi lainnya untuk pengajuan proses penetapan lokasi,” pungkas Amanna Gappa. (**)