LEGION NEWS.COM, MAKASSAR – Pada hari Minggu 27 Februari 2022 digelarnya prosesi adat serta pengukuhan perangkat kerajaan Binuang yang dilaksanakan di gedung gadis Polewali.
Acara tersebut dihadiri oleh beberapa kerajaan besar lainnya yakni Kerajaan Gowa PYM Andi Kumala Ijo karaeng Lembang Parang , Raja Bone Andi Baso Hamid juga sebagai Ketua Lembaga Adat Bine), Raja Maros Andi Muhammad Waris Tajuddin serta Perwakilan Raja Luwu dan Mamuju.
Acara tersebut merupakan pengukuhan terhadap Andi Irfan Mappaewang Selaku Raja Binuang ke XVIII serta perangkat kerajaan lainnya.
Andi Herwin Saputra Achmad selaku Arung Malolo sekaligus ketua panitia pengukuhan tersebut mengatakan bahwa hampir semua rumpun hadir dalam pelantikan.
Dan yang terpilih adalah orang-orang yang mempunyai hak serta iklas menjaga serta merawat nilai-nilai luhur yang jauh sebelumnya sudah ada.
“Kegiatan ini adalah salah satu upaya melestarikan budaya dengan mengajak semua rumpun Wija To Binuang menjaga dan melestarikan kebudayaan di Kerajaan Binuang,” jelasnya, Senin (28/2/2022).
Sementara itu, Andi Irfan Selaku Raja Kerajaan Binuang yang ke XVIII berharap, perangkat yang telah dilantik dapat proaktif di tengah masyarakat, karena yang dilantik ini adalah figur yang aktif di tengah masyarakat.
“Kita harap dapat lebih aktif dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada ditengah masyarakat kedepannya,” harap dia.
Andi Irfan Mappaewang juga menyampaikan, pegurus yang dilantik tidak ada masa periodenya dan hanya diganti ketika mundur atau meninggal.
“Kedepan para pengurus akan menjalankan kegiatan kerajaan seperti menghadiri kegiatan pengkuhan pengurus Tomakaka,” katanya.
Ia juga menjelaskan, untuk istana Kerajaan Binuang adalah rumah yang menjadi Raja itulah istana dan tidak memiliki istana permanen seperti di Jawa.
“Namun kedepan di kepengurusan ini ia berupaya akan membangun istana Kerajaan Binuang dan yang terpilih nantinya berhak mengelolanya,” pungkasnya.
Sedanglan, Raja Gowa Andi Kumala Ijo hadir mengatakan, raja tidak mungkin dapat menjalankan tugasnya dengan baik tanpa bantuan perangkatnya.
“Kedepan kita harapkan menjadi harapan suatu bangsa karena budaya adalah mata rantai yang mempersatukan nusantara,” pesanya.
Untuk itu pihaknya perlu menjaga dan melestarikan secara bersama dan bukan hanya tanggungjawab pemangku adat tapi tanggungjawab semua lapisan masyarakat.
“Selain itu pemeritah, juga harus berperan aktif. Ia berharap Kerajaan Binuang dapat bersinergi dengan pemerintah dalam pelestarian budaya,” demikian dia berpesan. (**)