
LEGIONNEWS.COM – Bagaimana dengan sentimen publik terhadap hashtag #MakassarTidakAman yang sedang digunakan di media sosial, khususnya terkait persepsi publik di Kota Makassar.
1. #MakassarTidakAman
Perkiraan jumlah penggunaan: ±12.000–15.000 posting (X/Twitter, Instagram, TikTok dalam 3 bulan terakhir di tahun 2025)
Rata-rata interaksi per posting:
Likes: 250–500
Shares/Retweets: 100–200
Komentar: 80–150
Sentimen publik:
Negatif (65%) → Ungkapan keresahan soal kriminalitas, aksi geng motor, pencurian, dan masalah keamanan kota.
Netral (25%) → Berita media atau akun info kota yang hanya menyebarkan update tanpa opini.
Positif (10%) → Kritik konstruktif dan ajakan untuk solusi, misalnya dorongan peningkatan keamanan oleh aparat.
Konteks umum: Banyak dipakai ketika ada kasus kriminal viral, seperti penyerangan di jalan, begal, atau tawuran.
2. #makassartidakaman
Perkiraan jumlah penggunaan: ±4.000–5.500 posting (lebih sedikit karena variasi huruf kecil).
Rata-rata interaksi per posting:
Likes: 120–300
Shares/Retweets: 50–100
Komentar: 40–90
Sentimen publik:
Negatif (70%) → Sama seperti hashtag utama, lebih sering berupa keluhan langsung dari warga.
Netral (20%) → Update berita lokal.
Positif (10%) → Dorongan solidaritas warga atau ajakan menjaga keamanan.
Konteks umum: Digunakan warga biasa (bukan media) dalam cuitan sehari-hari, biasanya bersamaan dengan pengalaman pribadi.
Perang Kelompok Antar Warga di September 2025
Viral di Media Sosial (Medsos), perang kelompok bagaikan jalur Gaza kembali terjadi di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Minggu (7/9/2025).
Dilihat dari video yang beredar, nampak kedua kelompok yang terlibat saling lempar batu.
Bukan hanya itu, nampak beberapa orang membawa senjata tajam (Sajam) jenis golok, busur, hingga bambu panjang.
Sebagai pelindung, mereka menggunakan triplek bekas yang diambil dari rumah-rumah warga setempat.
Dalam pesan yang beredar, juga disebutkan bahwa kedua belah pihak telah beberapa kali didamaikan.
Terkahir kali, pihak Polsek Tallo mempertemukan kedua belah pihak untuk didamaikan.
“Didamaikan di Tallo tapi ndada hak bicara untuk tokoh (masyarakat), ini pelaku perang memang bilang siapa duluan dia ditangkap, tapi bukan itu pokok amannya,” tertulis pada pesan tersebut.
Aksi perang kelompok antar warga itu memakan korban material dikabarkan 3 unit rumah warga terbakar di wilayah konflik itu.
Motor pengedara ojek online jadi sasaran pelaku rusuh di wilayah tersebut.
Selain itu beberapa warga mengalami luka akibat kena anak panah (Busur).
Selasa malam (23/9) Wali Kota Makassar mengunjungi lokasi tawarunan antar warga di Kelurahan Bunga Eja Beru, Kecamatan Tallo.
Dilansir dari laman media sosial miliknya kunjungan Wali Kota Makassar untuk menyikapi problem sosial yang terjadi di Kelurahan Bunga Eja Beru itu.
“Saya turun langsung ke lokasi kerusuhan malam ini. Akibatnya, sejumlah warga mengalami luka-luka dan beberapa rumah warga hangus terbakar.” tulis Munafri Arifuddin seperti dilihat Rabu (24/9)
“Saya sangat prihatin melihat kejadian yang mengganggu rasa aman warga. Tidak ada yang lebih penting dari memastikan keamanan masyarakat dan merasa terlindungi di lingkungannya sendiri.”
“Saya akan berkoordinasi dengan kepolisian, TNI, Satpol PP, dan seluruh elemen terkait untuk memperkuat penjagaan di titik-titik rawan.” tulis Wali Kota Makassar.
“Posko bersama akan kita dirikan agar keamanan dan ketertiban bisa lebih terkendali. Saya menekankan bahwa tindakan tegas harus dilakukan demi menjaga Keamanan dan ketertiban masyarakat di Makassar. Saya berharap semua pihak bisa saling menjaga lingkungan, dan memastikan kota ini tetap aman untuk kita semua.” tulis Munafri dalam unggahannya itu. (LN/*)
























