JAKARTA||Legion-news.com Pengurus Pusat Partaì Demokrat pagi, Senin 8 Maret 2021 mendatangi kantor Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, Guna menemui Direktorat Jenderal Administrasi, Hukum dan Umum ( Dirjen AHU) No.Kav X6/6-7, Jl. H. R. Rasuna Said, Kuningan, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan,
“bersama pengurus DPP @PDemokrat & 34 Ketua DPD PD se-Indonesia, saya menyerahkan sejumlah berkas legalitas Partai Demokrat yang sah & bukti ilegalitas KLB Deli Serdang ke Kemenkumham. Ini adalah langkah-langkah hukum yang kami tempuh, untuk mendapatkan keadilan.” unggahan Agus Harimurti Yudhoyono dilaman akun media sosial miliknya. Senin (8/3)
Ditempat lainnya Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat versi Moeldoko yang berlangsung di Deli Serdang, terjadi kericuhan yang dilakukan oleh pwrwakilan Indonesia Timur.
Seperti dilansir dari Gelora.co, Mantan Wakil Ketua DPC Demokrat Kota Kotamobagu, Gerald Piter Runtuthomas memberikan kesaksian selama mengikuti Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara. Dia mengakui tergiur iming-iming uang Rp100 juta oleh penggerak KLB.
Namun kenyataannya, para peserta KLB hanya mendapatkan uang Rp 5 juta saja. Karena tak sesuai janji, para peserta KLB memberontak.
Yang pertama dari Maluku berontak, karena tak sesuai harapan tidak sesuai iming-iming, tidak sesuai janji,” katanya dalam video yang ditayangkan DPP Partai Demokrat, Senin (8/3).
Lantas, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang juga motor KLB, M Nazaruddin turun tangan. Nazaruddin memberikan uang tambahan sebesar Rp 5 juta kepada peserta KLB yang marah.
“Kedua dari Papua mereka lakukan lagi pemberontakan tiba-tiba diamankan oleh Pak Nazaruddin begitu juga daerah lain terakhir Sulawesi Utara salah satunya saya,” lanjutnya.
“Kami memberontak karena tidak sesuai harapan tiba-tiba dipanggil dan ditambahin uang Rp5 juta oleh bapak M Nazaruddin,” ungkap Gerald
Dia menjelaskan, awalnya mereka dijanjikan total Rp 100 juta jika mengikuti KLB meski bukan pemilik sah suara Demokrat. Dengan pembayaran awal Rp 25 juta setibanya di lokasi Kongres, kemudian Rp 75 juta dibayar belakangan.
Kenyataannya, kata Gerald, dirinya hanya diberikan Rp 5 juta di awal. Total ia hanya mengantongi Rp 10 juta dengan tambahan dari Nazaruddin. “Total kita dapat uang Rp 10 juta,” tutupnya. (ln)