
LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tampil blak blakang di kanal YouTube Narasi Newsroom soal kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilan. Sabtu, (1/3/2025).
Tampilnya Ahok di Narasi Newsroom itu membuka banyak permasalahan Korupsi di PT. Pertamina (Persero) dan anak perusahaannya.
Bahkan Ahok menduga oknum Penyelidik Keuangan (BPK) yang terlibat langsung dalam kasus pengadaan zat aditif di perusahaan plat merah tersebut.
Menurut isu, oknum dari BPK ini jadi ‘backing’ supaya Pertamina membeli zat aditif ini lewat transport dan tender yang tidak sah.
Ahok lantas menyinggung soal pembubaran Petral (Pertamina Energy Trading Limited), Anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang terdaftar di Singapura sejak tahun 1992.
“Lalu pertanyaan saya, Petral dibubarkan, tapi kenapa orang Petral jadi Dirut Patria Niaga?” tanya Ahok.
“Kok bisa?” tanya pembawa acara Narasi Newsroom.
“Nah jangan tanya kepada saya. Anda tanya kepada Menteri BUMN gitu loh,” tegas Ahok kembali.
Ahok mengaku ada permainan hingga bekas Dirut Patra Niaga dipecat.
“Kalau saya curiga ini ada permainan, bekas dirut Patra Niaga dipecat,” ujarnya.
“Saya gak tahu karena diduga dia tidak mau menandatangani pengadaan aditif itu,” tambahnya.
“Bekas satu dirut PT Pertamina Patra Niaga dipecat, saya tidak tahu alasan pastinya tapi diduga karena dia tidak mau menandatangani pengadaan aditif itu,” ucap Ahok, dikutip pada Sabtu 1 Maret 2025.
Ahok yang sempat menjadi Komisaris Utama PT Pertamina sejak 22 November 2019 hingga tahun 2024 itu langsung menggelar rapat.
“Saya tanya, ini nggak bisa terus ditakut-takutin kalau di SPBU nggak ada barang nih, kelangkaan nih, padahal saya bilang mana bisa tender dipisah antara transport dengan aditif,” ungkap Ahok.
“Lalu karena transport lebih mahal, eh dikalahkan, aditif yang lebih murah kalau engga salah seperti itu,” ucap Ahok.
“Lalu saya bilang Dirut-nya kalau nggak tanda tangan gue nggak laporin nih’, dirutnya nggak mau tanda tangan Patra Niaga, lo bisa cari namanya siapa, bekas orang Telkom, singkatannya MK,” tambahnya.
Lebih lanjut Ahok menilai ini sudah menjadi permainan lama yang sudah masing-masing penguasa tidak mau hentikan.
Ahok menilai banyak orang yang tidak mau dirinya menjadi direktur utama, banyak yang mendemonya.
Padahal kalau dia bisa jadi direktur utama PT Pertamina maka Ahok dapat mengambil langkah memecat dirut-dirut Sub Holding.
Merespon hal itu, Pemerhati Sosial dan Politik, Jhon Sitorus memberikan dukungan kepada Ahok untuk membongkar habis korupsi Pertamina.
“Ahok bongkar habis korupsi Pertamina,” ungkap Jhon dikutip akun X, pribadinya.
Sebelumnya, kasus korupsi yang dilakukan pada PT Pertamina, Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau KKKS dilakukan dari tahun 2018 hingga tahun 2023.
Kasus tersebut berupa tata kelola minyak mentah Pertamina Patra Niaga.
Ada sembilan tersangka dalam kasus ini diantaranya Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan (RS), Direktur Optimasi Feedstock & Produk PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Sani Dinar Saifuddin (SDS), Direktur PT Pertamina Internasional Shipping Yoki Firnandi (YK), dan Vice President Feedstock Management PT KPI Agus Purwono (AP).
Lalu owner PT Navigator Khatulistiwa Muhammad Kerry Adrianto Riza (MKAR), Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim Dimas Werhaspati (DW), dan Komisaris PT Jenggala Maritim sekaligus Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak Gading Ramadan Joede (GRJ).
Terbaru Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga Maya Kusmaya dan VP Trading Produk Pertamina Patra Niaga Edward Corne. (*)