NASIONAL Komandan Pasukan Khusus yang disingkat menjadi Kopassus adalah bagian dari Komando Utama Tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat. Para prajurit Kopassus dapat dengan mudah dikenali dengan baret merah yang disandangnya, sehingga pasukan ini sering kali disebut sebagai pasukan baret merah.
Diantara para prajurit tersebut, diantaranya merupakan bagian dari Panglima TNI yang menjabat juga sebagai Jenderal Kopassus. Berikut adalah daftar Jenderal Kopassus yang juga menjabat sebagai Panglima TNI :
1. Jenderal TNI Andika Perkasa
Jenderal Andika adalah seorang perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang menjabat sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia sejak 17 November 2021, menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
Pria yang lahir pada 21 Desember 1964 ini memiliki segudang prestasi, diantaranya ia merupakan salah satu lulusan Akademi Militer (Akmil) 1987 dari kecabangan Infanteri Kopassus. Andika juga pernah mengenyam pendidikan S2 di tiga kampus ternama, diantaranya Norwich University, National Defence University di Washington DC, dan Harvard University Amerika Serikat. Andika juga pernah meraih gelar Doktor S3 di The George Washington University.
Selain pernah menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat, ia juga pernah mengemban berbagai jabatan lainnya, seperti Komandan Tim 3 Sat Gultor Kopassus, Danrindam Kodam Jaya, Kadispenad, Danpaspampres, Pangdam XII/Tanjungpura, Dankodiklat, dan Pangkostrad, lalu diangkat menjadi KSAD, hingga akhirnya diangkat menjadi Panglima TNI ke-21.
2. Jenderal TNI (Purn) Feisal Tanjung
Nama lengkapnya Feisal Edno Tanjung. Ia merupakan Jenderal Kopassus lulusan Akademi Militer (Akmil) 1961. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Panglima ABRI yang sekarang telah berganti nama menjadi Panglima TNI selama lima tahun periode 1993-1998.
Pria kelahiran 17 Juni 1939 ini sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) TNI pada periode 1992-1993. Ia juga pernah menjabat sebagai Danseskoad selama periode 1988-1992, Pangdam XII/Tanjungpura pada 1985-1988, Danpussenif pada 1983-1985.
Beberapa medan operasi yang telah dijalani Feisal Tanjung, yaitu Operasi Masohi/RMS pada 1963, Operasi Trikora pada 1963, Operasi Dwikora pada 1965, Operasi G30S/PKI pada 1965, Operasi Wibawa OPM pada 1967, Operasi Penentuan Pendapat Rakyat pada 1969, Operasi Bhakti Kodam XVII/Tjenderawasih Ekspedisi Lembah X) pada 1969, Pasukan Garuda ICCS IV Vietnam pada 1973, dan Operasi Seroja Timor Timur 1976.
3. Jenderal TNI (Purn) Edi Sudrajat
Edi Sudrajat adalah seorang Panglima TNI ke-10 pada 1993 di masa pemerintahan Presiden Soeharto. Pengangkatannya menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Try Sutrisno.
Pria kelahiran Jambi, 22 April 1938 ini merupakan salah satu dari lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) 1960 sebagai satu-satunya Perwira Tinggi (Pati) TNI yang pernah menduduki tiga jabatan sekaligus secara bersamaan yaitu, jabatan KASAD, Panglima TNI, Menteri Pertahanan dan Keamanan dalam Kabinet Pembangunan VI di era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Sebagai prajurit Korps Baret Merah, berbagai penugasan pernah dilakukan oleh Edi Sudrajat di antaranya, Operasi Trikora pembebasan Irian Barat kini bernama Papua. Kemudian operasi menumpas pemberontakan bersenjata Republik Maluku Selatan (RMS), Organisasi Papua Merdeka (OPM). Edi juga berperan dalam menumpas Gerakan 30 September/PKI.
4. Jenderal TNI (Purn) L.B. Moerdani
Jenderal TNI (Purn) Leonardus Benyamin Moerdani, atau L.B. Moerdani, atau kerap disebut Benny Moerdani merupakan Jenderal Kopassus pertama yang menjabat sebagai Panglima TNI. Ia lahir di Blora, Jawa Tengah pada 2 Oktober 1932 ini menjabat Panglima TNI ke-8 menggantikan Jenderal TNI M. Jusuf.
Sosok Benny Moerdani dikenal sebagai perwira TNI yang banyak berkecimpung di dunia intelijen, sehingga sosoknya banyak dianggap misterius. Ia juga merupakan salah satu tokoh militer Indonesia paling berpengaruh pada era Orde Baru.
Ketika Operasi Militer Penanganan Pembajakan Pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206 di Bandara Don Mueang, Bangkok, Kerajaan Thai, Benny Moerdani sebagai seorang Perwira turun langsung terjun menangani operasi tersebut pada 28 Maret 1981. Operasi ini kemudian tercatat sebagai peristiwa pembajakan pesawat pertama dalam sejarah maskapai penerbangan Republik Indonesia dan terorisme bermotif jihad pertama di Indonesia.
Berbagai kalangan juga menganggapnya sebagai sosok yang bertanggung jawab terhadap peristiwa Tanjung Priok dan penembakan misterius pada tahun 1980-an.
Di pemerintahan, selain sebagai Panglima ABRI, Benny juga pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan dan juga Pangkopkamtib. (Sumber: okezone)