JAKARTA||Legion-news.com Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai Kapolri yang baru Jenderal Listyo Sigit Prabowo, tengah mendapatkan ujian pertama dalam kasus dugaan ujaran rasisme oleh Permadi Arya atau Abu Janda terhadap Eks Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
“Kasus Abu Janda ini akan menjadi alat ukur bagi masyarakat luas dalam menilai kerja dan kinerja Kapolri yang baru. Untuk itu, kita tunggu dan lihat saja sikap dan tindakan dari Kapolri,” kata Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas dalam siaran pers yang diterima Tribunnews, Jumat (29/1/2021)
Dirinya sendiri meyakini, Jenderal Listyo sebagai Kapolri yang tentu akan bersikap dan tidak akan berdiam diri saja.
Lebih lanjut, Anwar juga menyoroti bagaimana sosok Abu Janda yang telah banyak merusak citra pemerintah terutama citra dari Presiden Jokowi dan citra kepolisian.
Ujaran kebencian yang mengandung isu suku agama ras dan antargolongan (SARA) terhadap mantan anggota Komnas HAM Natalius Pigai. Kamis (29/1/2021) kemarin, Abu Janda yang selalu mengaku sebagai pendukung Presiden Jokowi itu dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengecam tindakan Abu Janda karena apa yang dilontarkan merupakan tindakan rasis dan kepolisian harus segera menindaklanjuti laporan dari KNPI tersebut.
“Polisi harus segera menyikapi kasus rasisme maupun agama yang dilakukan oleh Abu Janda. Ini jelas-jelas hate speech berbau SARA, jadi polisi harus tangkap. Jangan sampai dibiarkan karena bisa menciptakan konflik dan perpecahan,” kata Sahroni pada wartawan, Jumat (29/1/2021).
Menurut Sahroni, penindakan atas Abu Janda oleh kepolisian ini dibutuhkan untuk memberikan efek jera bagi Abu Janda dan juga masyarakat keseluruhan. ”Diharapkan penindakan oleh polisi atas Abu Janda dan pihak-pihak lain sebelumnya memberikan efek jera,” ujarnya.
Kalau sudah dilaporkan, tugas polisi menindaklanjuti secara terbuka, adil, dan berdasarkan pada bukti-bukti, tidak terkecuali pada Abu Janda. Hukum tidak boleh pandang bulu atau berpihak pada kelompok tertentu,” kata Waketum PKB Jazilul Fawaid kepada wartawan, Jumat (29/1/2021).
Agar dugaan rasisme yang dilakukan Abu Janda tak terulang, Jazilul mewanti-wanti soal fitnah hingga hoaks. Anggota Komisi III DPR ini mengingatkan soal kemajemukan hidup di Indonesia.
“Kami mengajak semua pihak agar berhati-hati mengeluarkan ujaran berupa fitnah, hoaks, prank, dan rasis. Kita hidup di negara Pancasila yang majemuk dari berbagai ras, suku, agama, dan asal-usul.” ujarnya.
“Hemat saya, polisi dapat melakukan deteksi dini kepada siapa saja pemain yang berpotensi menebar kebencian, sensasi, fitnah, dan rasis agar dapat dicegah. No tolerance bagi siapa pun yang berpotensi merusak persatuan,” imbuhnya.
Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini menanggapi cuitan Permadi Arya atau Abu Janda yang menyebut Islam sebagai agama yang arogan. “Enggak ngerti Islam itu. Harus bedakan agama dengan orang ya,” kata Helmy di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis, 28 Januari 2021.
Permadi Arya melalui akun Twitter @permadiaktivis1 sebelumnya mencuit kepada akun @awemany, pada 25 Januari 2021.
Isi cuitannya adalah, “Islam memang agama pendatang dari Arab, agama asli Indonesia itu sunda wiwitan, kaharingan dll. dan memang arogan, mengharamkan tradisi asli, ritual orang dibubarkan, pake kebaya murtad, wayang kulit diharamkan. kalo tidak mau disebut arogan, jangan injak2 kearifan lokal.”
Helmy Faishal Zaini menuturkan, oknum dalam beragama selalu ada di dalam semua agama, sehingga mengesankan agama itu menjadi kejam dan radikal. Padahal, kata Helmy, agama mengajarkan kedamaian. “Kalau ada yang mengajarkan kekerasan itu oknum dari umat beragama,” ujarnya.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengajak warganet untuk berhenti mengikuti akun media sosial Permadi Arya atau Abu Janda @permadiaktivis1. Karena, ia menilai ocehan Permadi selama ini selalu membuat gaduh.
“Ayo kita unfollow dan jangan perdulikan lagi orang-orang seperti ini,” kata Susi lewat akun Twitter dikutip pada Jumat, 29 Januari 2021.
Menurut dia, Abu Janda harusnya tidak lagi membuat pernyataan yang selalu menyinggung perasaan publik. Abu Janda pernah menyebut Islam agama arogan, termasuk diduga menghina mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
“Saya pikir saatnya dihentikan ocehan-ocehan yang selalu menyinggung perasaan publik. Tidak sepantasnya dimasa sulit pandemic, hal-hal yang tidak positif dibiarkan. Ayo unfollow untuk kedamaian dan kesehatan kita semua,” kata Susi. (**)