Wiku Adisasmito Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 (Foto Dokumen BNPB)
JAKARTA||Legion News – Terjadinya lonjakan dua kali lipat penyebaran Coronavirus disease 2019 (Covid-19) diberbagai daerah di indonesia, disebabkan terjadinya kerumunan saat tahapan kampanye lalu serta pasca pemilihan kepala daerah secara serentak baru-baru ini.
Wiku Adisasmito membantah hal tersebut, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19. Wiku mengatakan kenaikan jumlah pasien positif Covid-19 saat ini bukanlah dampak dari perhelatan Pilkada serentak 2020.
Menurut dia, kenaikan tersebut terjadi karena ada kontak antar manusia dari berbagai daerah. “Pilkada ini mulainya sudah cukup lama beberapa bulan yang lalu.”
Selama beberapa bulan tidak terlihat adanya efek kampanye dan seterusnya dalam kenaikan kasus,” jelas Wiku di kantor Graha BNPB, Jakarta, Kamis (24/12/2020).
“Karena kami membandingkan antara daerah yang melakukan pilkada dan yang tidak,” ungkap Wiku.
Selain itu, kata Wiku, pada saat hari pencoblosan 9 Desember lalu juga tidak terlihat ada kenaikan kasus positif yang signifikan.
Menurut dia, kenaikan kasus positif diakibatkan karena adanya kontak antar penduduk di berbagai daerah. Seperti diketahui, pada akhir Oktober lalu sempat ada libur panjang.
“Maka dari itu jangan lengah kita harus menghindari kerumunan, bahkan dilarang berkerumun, karena itu berpotensi meningkatkan penularan,” ujar Wiku.
Dilansir dari Kompas.com Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menilai pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 di masa pandemi Covid-19 berjalan dengan baik.
Ia bahkan mengklaim tingkat kepatuhan publik terhadap protokol kesehatan saat pilkada cukup tinggi.
Artinya cukup baik. Mudah-mudahan kita berharap tidak menjadi klaster penularan dalam pilkada ini,” lanjut dia.
Tito juga menyebut belum mendapat laporan terkait adanya kejadian atau masalah luar biasa di Pilkada 2020. (**)