Penulis: Ancu Syamsul Bachri Siradjuddin.
MAKASSAR||Legion News – Kebebasan berpendapat memang dijamin undang-undang. Apalagi di dalam rumah sendiri. Oleh karena itu, bicara hukum formal, bisa saja , Danny Pomanto tidak terancam hukuman apapun. Kendati ia sudah menuduh JK sebagai actor di balik penangkapan Menteri KKP, Edhy Prabowo.
Sepanjang itu benar adanya, Danny punya fakta yang didukung dengan bukti-bukti, maka tentu itu tidak ada masalah. Yang jadi soal kalau ternyata itu hanya asumsi semata. Apalagi kalau sengaja menyebar fitnah untuk merusak tatanan hubungan para elit, ini tentu masalah tersendiri.
Bagi saya, tentu yang akan saya persoalkan adalah secara etika moral, seharusnya itu tidak dilakukan. Karena, mencederai kultur sebagai orang Bugis-Makassar. Bagaimana pun, Pak JK adalah orang tua bagi saya dan bahkan warga Sulawesi Selatan, khususnya Kota Makassar.
Danny ternyata memang sudah menyimpan rasa tidak hormat terhadap JK. Kenapa,,,,,,? Kalau lah ada,, rasa hormat Danny terhadap Pak. JK , tentu dia tidak semudah itu menuduh kalau persoalan tertangkapnya Edy Prabowo oleh KPK adalah scenario dari Pak.JK….! Terlepas pernyataan itu di sampaikan secara pribadi di rumahnya, dan itu pendapat pribadi Danny.
Bagi saya, persoalan ini memberikan gambaran kepada kita semua bahwa Danny memang Tidak respek sama pak JK. Karena Bagi Danny , pendapatnya adalah pendapat yang paling benar, tanpa perlu ada pertimbangan moral, adat, budaya dan sebagainya.
Bahkan dalam konteks diatas, Penghargaan Danny terhadap keluarga pak JK yaitu, Anak, adik-adik serta keluarga JK, bagi Danny tidak ada urusan. Termasuk melukai perasaan saya dan sebahagian masyarakat Makassar sebagai warga Bugis-Makassar.
Bagi saya sebagai pribadi, Danny tidaklah pantas menjadi warga masyarakat makassar, karena kenapa?
Yang perlu dicatat kerena semua orang, yang ada di Makassar baik itu, orang Ambon, orang Gorontalo, Papua, Jawa , Padang, Batak. Atau orang dari luar negeri sekalipun, yang lahir, besar apalagi ber-KTP Makassar, tentu akan mengaku orang Makassar.
Nah, pada saat sudah mengaku sebagai orang Makassar, apa tega menjelek-jelekkan orang yang kita tuakan!
Saya mengajak agar warga Masyarakat kota Makassar, baik yang lahir dan besar di Makassar terlepas dari turunan mana pun! Baik dari Jawa, Sumatra, Maluku, Timor dan Keturunan Tionghoa dan warga keturunan lainnya, Untuk tidak lagi memberi ruang bagi Danny untuk berapresiasi dengan seenaknya di kota ini.
Makassar itu bukan milik kita semua! Tetapi Makassarlah yang memiliki kita semua, Karena Makassar ada sebelum kita semua ada di Makassar.
Makassar mengajarkan kita tentang kesantunan, Adat, Budaya, untuk saling menghargai, dan yang lebih penting bahwa Makassar memberikan dengan ikhlas kepada kita untuk kita tinggal diatasinya, bekerja, mencari nafkah, berkeluarga, berbahagia dengan yang lainnya. Bahwa menjadi pemimpin yang di pilih secara demokratis.
Kata bijak Makassar mengatakan
“Inrang Kana, Ni’ Bayara Kana’.
Inrang Baji Ni’ Bayara Kabajikang.
(utang ucapan di bayar ucapan, utang baik di bayar kebaikan)
Ayo Kita jaga Makassar Ta”
Wallahualam Bissawab. (Hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran yang sesungguhnya’)
Wassalam.
Ancu Syamsul Bachri Siradjuddin.