LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Pemerintah berencana membangun 17 kilang minyak modular berkapasitas 1 juta barel per hari (bph). Adapun lokasi yang akan dibangun tersebar di seluruh wilayah Indonesia bagian timur, tengah dan barat.
Di Indonesia tengah terdapat di Makassar, Bima, Ende, Donggala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, dan Fakfak.
Sedangkan di Indonesia bagian tengah Surabaya, Sampang, Pontianak dan Badung (Bali).
Lalu di bagian barat Indonesia di Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi dan Semarang.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan untuk membangun kilang minyak diproyeksikan mencapai US$ 13 miliar atau setara Rp 16,56 triliun.
Bahlil mencontohkan, biaya yang dibutuhkan untuk membangun kilang minyak modular dengan kapasitas 500 juta bph saja diproyeksikan mencapai US$ 13 miliar atau setara Rp 16,56 triliun (asumsi kurs Rp 16.560 per US$).
“Kita lagi hitung ya. Memang sekarang ada dua konsep. Kalau kita membangun 500 ribu barel refinery itu asumsinya itu ada dua ya. Satu kalau kita membuat satu tempat itu sekitar US$ 12,5 sampai US$ 13 miliar,” ujar Bahlil kepada media di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (27/3/2025) lalu.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan akan membangun 17 kilang minyak untuk mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM).
“Refinery (kilang) kita saat ini hanya sekitar 30–40 persen dari total kebutuhan kita, selebihnya kita impor. Kemudian, kita bilang harus bangun refinery baru,” ucap Bahlil ketika ditemui di Jakarta, Selasa 29 Juli 2025.
Ia juga membenarkan bahwa pembangunan 17 kilang modular tersebut selaras dengan rencana pemerintah membangun kilang berkapasitas 1 juta barel minyak.
Pernyataan Bahlil senada dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang menekankan bahwa pemerintah akan membangun 17 unit kilang baru berskala kecil (small refinery) di dalam negeri.
“17 unit refinery di Indonesia sifatnya small refinery, Pak Presiden (Prabowo Subianto) mengarahkan kebutuhan itu dipecah tidak di satu karena logistiknya akan lebih murah, lebih mudah dan lebih efisien,” ujar Airlangga dalam agenda yang disiarkan melalui kanal YouTube, Senin (27/7).
Kilang modular tersebut akan dibangun tersebar di berbagai lokasi untuk meningkatkan efisiensi logistik dan distribusi energi.
Sebelumnya, dalam acara bertajuk, “Penyerahan Dokumen Pra-Studi Kelayakan Proyek Prioritas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional”, Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional menyerahkan daftar 18 proyek prioritas hilirisasi dan ketahanan energi kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto berharap agar realisasi kesepakatan negosiasi tarif dagang dengan Amerika Serikat (AS) dapat dilakukan mulai tahun ini.
Dengan begitu, pembangunan kilang modular dengan perusahaan Amerika dapat segera dimulai.
“Tahun ini harapannya,” ujar Airlangga di Jakarta, Selasa (4/11/2025). (*)

























