LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Sejumlah alumni lintas generasi Universitas Hasanuddin (Unhas) berinisiatif membentuk wadah bernama Solidaritas Alumni Peduli Unhas (SAPU) sebagai bentuk kepedulian terhadap arah dan masa depan kampus merah menjelang transisi kepemimpinan universitas tersebut.
Gerakan ini lahir dari kesadaran bersama bahwa kampus harus tetap menjadi pusat kemerdekaan intelektual dan ruang subur bagi lahirnya gagasan-gagasan besar demi kemajuan bangsa.
“Kami merasa terpanggil untuk menjaga marwah Unhas sebagai rumah besar ilmu pengetahuan dan nurani akademik. Kampus tidak boleh kehilangan jati dirinya hanya karena kepentingan pragmatis jangka pendek,” ujar Asri Tadda, salah satu inisiator SAPU, Rabu (15/10) petang di Dawai Coffee Tamalanrea.
Menurut Asri, nama SAPU dipilih bukan sekadar akronim, tetapi mengandung makna filosofis yang mendalam, yakni untuk membersihkan bengkalai akademik, serta membuka jalan bagi lahirnya generasi baru Unhas yang berintegritas, kritis, dan berjiwa pengabdi.
SAPU diharapkan menjadi wadah silaturahmi dan konsolidasi antaralumni yang memiliki kesadaran yang sama, yaitu memastikan Unhas tetap berpihak pada kebenaran, menegakkan integritas akademik, dan kembali disegani sebagai kekuatan intelektual bangsa.
“Kami ingin Unhas kembali menjadi rahim bagi lahirnya tokoh-tokoh pemikir dan pencerdas generasi bangsa. Lewat SAPU kita membuka seluas-luasnya ruang partisipasi dan solidaritas alumni yang masih peduli dengan masa depan Unhas,” tegas Ziaulhaq Nawawi, insiator SAPU lainnya.
Deklarasi SAPU mengusung semangat “Membersihkan Nalar, Meneguhkan Gagasan” sebagai simbol gerakan moral dan intelektual alumni yang tidak hanya peduli pada masa lalu dan kini, tetapi juga bertanggung jawab atas masa depan almamater tercinta. (*)

























