Spanduk Raksasa di Flyover Makassar Bikin Heboh: Bongkar Dugaan Pemufakatan Jahat Mafia Bea Cukai Capai Miliar

0
FOTO: Sebuah spanduk raksasa terpampang mencolok di Flyover Urip Sumoharjo, Makassar, dengan pesan keras: “Copot Kakanwil dan Kepala Cabang Bea Cukai Makassar. Bu Menteri, Bapak Dirjen jangan cuci tangan, Bea Cukai kotor di bawahmu!”.
FOTO: Sebuah spanduk raksasa terpampang mencolok di Flyover Urip Sumoharjo, Makassar, dengan pesan keras: “Copot Kakanwil dan Kepala Cabang Bea Cukai Makassar. Bu Menteri, Bapak Dirjen jangan cuci tangan, Bea Cukai kotor di bawahmu!”.

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Sebuah spanduk raksasa terpampang mencolok di Flyover Urip Sumoharjo, Makassar, dengan pesan keras: “Copot Kakanwil dan Kepala Cabang Bea Cukai Makassar. Bu Menteri, Bapak Dirjen jangan cuci tangan, Bea Cukai kotor di bawahmu!”

Spanduk itu dipasang oleh Lembaga Studi Hukum dan Advokasi Rakyat (LASKAR) Sulawesi Selatan sebagai bentuk perlawanan terbuka terhadap dugaan praktik mafia kebaeanan yang semakin merajalela di Makassar.

Uniknya, dalam latar spanduk tersebut terlihat jelas nampak resi pengiriman yang diarahkan kepada salah satu pejabat utama beserta kroninya di lingkungan Bea Cukai Makassar maupun Kanwil Sulawesi Selatan.

Kehadiran resi di dalam spanduk itu mempertegas bahwa LASKAR tidak sekadar melempar tudingan, tetapi siap dengan bukti-bukti kuat untuk membongkar dugaan praktik kotor di tubuh Bea Cukai.

Terkait itu, Rabu siang (27/8) awak media mengkonfirmasi spanduk raksasa itu bertuliskan LASKAR Sulsel, Kepada Ketua Harian Lembaga Studi Hukum dan Advokasi Rakyat, Ilyas Maulana, SH.

Ketua harian LASKAR Sulsel itu kemudian membenarkan spanduk itu dipasang oleh lembaganya. Dia menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari perlawanan rakyat terhadap dugaan pemufakatan jahat di tubuh Bea Cukai.

Ia menegaskan, praktik tersebut bukan sekadar isu, melainkan hasil dari investigasi langsung LASKAR.

“Kami temukan adanya dugaan pemufakatan jahat yang nyata. Pengusaha Cakar (pakaian bekas impor) berkolusi dengan oknum aparat Bea Cukai. Jika diakumulasikan, hanya untuk 3 kontainer pakaian impor yang disita, nilai transaksinya mencapai lebih dari Rp 1 miliar,” tegas Ilyas.

Ia menilai praktik busuk ini telah menjadikan Bea Cukai Makassar dan Sulsel sebagai sarang mafia. Pejabat yang seharusnya menjaga marwah institusi justru diduga ikut bermain dalam lingkaran transaksi gelap, sehingga dunia usaha terjerumus dalam pemerasan berkedok prosedur.

“Ini bukan lagi maladministrasi, tapi kejahatan terorganisir! Kalau Sri Mulyani dan Dirjen Bea Cukai tidak segera bertindak, publik akan menilai mereka ikut melindungi mafia di bawahnya. Jangan cuci tangan!” tandasnya.

Ilyas juga memperingatkan bahwa Bea Cukai adalah garda penerimaan negara, namun jika pejabatnya berubah menjadi mafia, maka yang dikorbankan adalah rakyat.

“Bea Cukai itu benteng penerimaan negara, tapi kalau justru dijadikan sarang pemufakatan jahat, itu sama saja mengkhianati bangsa. Pejabat yang bermain harus dicopot segera! Jangan tunggu sampai rakyat turun ke jalan,” ujarnya.

LASKAR Sulsel mendesak agar Kakanwil dan Kepala Cabang Bea Cukai Makassar segera dicopot, serta dilakukan investigasi menyeluruh dengan melibatkan aparat penegak hukum. Jika tuntutan ini diabaikan, LASKAR berjanji akan memperluas gerakan dengan aksi besar di jalanan sekaligus melalui jalur hukum.

“Kami siap turun dengan kekuatan rakyat. Bea Cukai harus dibersihkan dari mafia kebaeanan. Negara jangan kalah oleh pemufakatan jahat oknum pejabat yang rakus. Rakyat sudah muak! Bukti-bukti ada, dan kami tidak akan berhenti sampai jaringan mafia ini terbongkar,” tutup Ketua Harian LASKAR Sulsel itu.

Advertisement