LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Ormas islam, Brigade Muslim Indonesia (BMI) menyoroti rencana konser grup musik asal Inggris, HONNE, di Kota Makassar pada akhir Agustus mendatang.
Alasan penolakan itu pasalnya musisi asal Britania Raya (Inggris) disebut sebut memiliki afiliasi dengan gerakan LGBT.
Seiring isu tersebut kemudian memicu respons keras dari organisasi masyarakat (ormas) islam.
Termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan yang secara tegas menolak kegiatan apapun berbau Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender alias LGBT.
Pihak Brigade Muslim Indonesia, Mengaku telah melakukan klarifikasi langsung kepada pihak penyelenggara konser HONNE.
Muh Hanif Muslim, Ketua harian BMI telah mengkonfirmasi hal tersebut ke pihak penyelenggara. Dia (Hanif) memastikan tidak ada agenda tersembunyi, termasuk unsur kampanye LGBT dalam konser tersebut.
Hanif mengungkapkan bahwa Ketua Umum BMI, Muhammad Zulkifli, telah berkomunikasi langsung dengan pihak event organizer konser HONNE.
Kata Ketua harian BMI itu, Bahwa dalam komunikasi tersebut dipastikan bahwa HONNE tidak pernah mengkampanyekan LGBT selama tampil di Indonesia, termasuk di Jakarta dan Surabaya.
Katanya, Jika konser di Makassar tetap dilaksanakan, BMI memastikan tidak akan ada aktivitas atau kampanye yang berkaitan dengan LGBT.
“Jika pun ditemukan adanya pelanggaran, kami siap untuk membubarkan,” tegas Hanif.
Ia menambahkan bahwa BMI juga telah berkoordinasi dengan Front Umat Islam Bersatu (FUIB) untuk menelusuri bukti adanya kampanye LGBT saat HONNE tampil di Indonesia.
Namun, hingga saat ini tidak ditemukan bukti. Terkait informasi bahwa MUI menolak kehadiran HONNE, BMI telah menganalisis isi pemberitaan dan tidak menemukan pernyataan yang secara tegas menolak kehadiran HONNE karena alasan kampanye LGBT, bahkan masib sebatas asumsi, belum ada bukti nyata.
Oleh karena itu, sikap kami jelas bahwa BMI Menolak segala bentuk kampanye LGBT, Tetapi tetap mendukung kebijakan pemerintah untuk memberikan kebebasan berkarya dan berekspresi, sepanjang tidak melanggar aturan maupun etika moral, seperti dukungan terhadap perilaku LGBT,” ujarnya.
Jika konser ini diberikan izin, BMI berkomitmen untuk melakukan pemantauan langsung di lokasi acara guna memastikan tidak ada aktivitas menyimpang yang terjadi.
“Setiap orang memiliki hak berekspresi yang dijamin oleh konstitusi. Namun, tugas kita adalah memastikan agar ekspresi tersebut tidak keluar dari rel aturan dan etika moral,” tambahnya.
Sebelumnya, MUI Sulsel melalui anggota Komisi Fatwa, Dr. KH. Nasrullah Bin Sapa, menyampaikan keprihatinan dan penolakan terhadap konser HONNE jika terbukti membawa pesan yang mendukung perilaku menyimpang.
“MUI Sulsel menolak keras jika konser tersebut membawa pesan-pesan yang mendukung atau menormalisasi perilaku LGBT, karena itu bertentangan dengan ajaran Islam, norma sosial, dan budaya masyarakat Bugis-Makassar,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga Makassar sebagai kota yang menjunjung tinggi nilai religius dan budaya lokal dari segala bentuk hiburan yang berpotensi merusak moral generasi muda.
Meski demikian, klarifikasi dari BMI menunjukkan bahwa hingga saat ini tidak ada indikasi kuat bahwa konser HONNE akan mengandung unsur kampanye LGBT.
BMI berharap semua pihak tetap bijak dalam menyikapi isu ini dan mengutamakan konfirmasi langsung agar tidak menimbulkan keresahan yang tidak berdasar. (*)

























