Wukuf di Padang Arafah: Saat Langit Menyaksikan Tangis, Tanpa Bisa Menyembunyikan Dosa

0
FOTO: dr wachyudi michsin SKed SH Mkes C.Med
FOTO: dr wachyudi michsin SKed SH Mkes C.Med

PENULIS: dr wachyudi michsin SKed SH Mkes C.Med

LEGIONNEWS.COM – Padang Arafah terbentang luas, sunyi, namun penuh sakralitas—tempat di mana jiwa yang letih beristirahat, dan hati yang penuh beban mulai bernapas kembali. Di sini, manusia datang bukan sekadar menunaikan rukun, tapi merengkuh kesadaran yang dalam akan hakikat dirinya.

Wukuf bukan hanya berdiri di hamparan pasir, melainkan berdiri di hadapan Tuhan dengan segala keterbukaan. Di hadapan langit yang agung, tak ada lagi ruang untuk menutupi dosa, tak ada topeng yang bisa menyembunyikan luka. Segala rahasia hati menetes menjadi tangis yang meresap hingga ke kedalaman ruh.

Tangis itu bukan tanda kelemahan, melainkan permulaan penyembuhan. Sebab di sini, di padang yang hening ini, jiwa menemukan obat dari segala kegelisahan, ketakutan, dan penyesalan. Dengan menghadap Ilahi, hati yang remuk mulai diperbaiki, batin yang terluka mulai dipulihkan.

Langit menyaksikan dengan penuh kasih, memeluk setiap lirih doa dan pengakuan dosa, menjadi saksi ampunan yang meluruh dari sumber kasih-Nya yang tak bertepi. Di sini, kesehatan batin tumbuh dari ketulusan hati, dari ikhlas melepaskan segala beban, dan dari tekad untuk kembali pada fitrah.

Wukuf adalah waktu di mana waktu terhenti—di mana manusia melepaskan diri dari hiruk pikuk dunia, dan menyatu dalam keheningan suci antara dirinya dan Sang Pencipta. Di padang Arafah, jiwa yang berserah menemukan damai, dan hati yang penuh luka diubati dengan rahmat yang tiada tara.

Ketika matahari merunduk ke peraduan, tangis itu menjadi doa paling suci, dan langit pun terdiam dalam kekhusyuan. Di sanalah manusia benar-benar pulang, bukan sekadar ke tanah yang fana, tapi ke dalam pelukan kasih Ilahi yang abadi.

Advertisement