Perjuangan untuk Kemerdekaan Papua Cederai Unjuk Rasa Tolak UU Omnibus Law di Makassar

Penulis: Ardhiansyah Shein Makassar

MAKASSAR||Legion News – Aksi Mahasiswa dan buruh di kota makassar menjadi perhatian publik pasca pengesahan UU Omnibuslaw yang merupakan UU cipta lapangan kerja yang baru saja disyahkan DPR RI hari Senin malam

Foto: Diduga Aktivis Mahasiswa Pro Papua Merdeka ikut dalam aksi penolakan UU Omnibus Law

Respon dan reaksi masyarakat di kota Makassar tidak terlalu signifikan namun dikalangan para aktivis mahasiswa khususnya dari Kampus Unhas, UMI, Unibos, UNM dan Unismuh HMI Cagora menjadi satu perhatian khusus, mereka rela berjubel dan mengabaikan keselamatan jiwanya dengan tidak memperhatikan protokol kesehatan covid 19 demi turun ke jalan dengan membawa almamater atas nama rakyat Indonesia ,Rabu/07 10/2020.

Foto: Coretan di dinding flay over Km.4 Jl. Urip Sumohardjo Makassar bertuliskan, Free West Papua

Ironisnya aksi tersebut jika saja yang turun aksi adalah para pejuang mahasiswa yang benar-benar murni berekspresi karena dorongan hati nurani perjuangan rakyat Indonesia akan tetapi mereka yang tutup jalan, memacetkan seluruh jalan-jalan protokol Makassar adalah mereka yang berideologi paham kiri paham Marxisme, kaum penganut paham leninisme yang berkiblat pada filsafat barat dengan berjuang melalui cara-cara anarkhi.

Advertisement

Mereka para syndicalis anarcho komisariat perintis Unhas, komisariat Urip Sumohardjo UMI dan Unibos serta komisariat Gowa raya UNM Pettarani dan Unismuh maupun UIN harus berjibaku dengan batu menutup jalan Urip Sumohardjo dengan batu besar dan kayu-kayu besar dan menutup seluruh badan jalan Urip Sumohardjo sehingga memacetkan sepanjang jalan perintis kemerdekaan dan jl Urip Sumohardjo, Pettarani dan jalan Sultan Alauddin poros Gowa.

Kobaran api membakar semangat para anracho yang memancing amarah petugas keamanan, akan tetapi pemandangan miris itu menjadi terhempaskan oleh kekuatan rakyat yang kontra terhadap aksi penutupan jalan sang anarcho

Dinding-dinding pembatas jalan fly over menjadi saksi bisu dan obyek kemarahan dengan berbagai coretan yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat Indonesia, tetapi berpihak kepada kepentingan asing memerdekakan Papua.

Terbukti coretan *west Papua* oleh sekelompok mahasiswa syndicalis anarcho diatas fly over Urip Sumohardjo menggunakan helm merah payung hitam dengan tulisan ‘Bella Cao’ dengan tulisan DPR AGAK A.C.A.B dan tulisan ‘POLISI Kon**L’, coretan lain yaitu ‘Look what you have done’ yang bermaksud ‘lihat apa yang kamu perbuat polisi kon**ol’.

Aksi tersebut mendapat dari warga masyarakat Pampang dan Sukaria yang gerah dengan tindakan bodoh para mahasiswa afiliasi Kemerdekaan Papua tersebut

Bahkan dalam aksinya komplotan anarcho synficalis tersebut membawa symbol-symbol Papua merdeka berupa tas berlambang west Papua.

Mereka merusak fasilitas umum dan meneriakkan perlawanan cabut UU Omnibus law sesungguhnya bukanlah suara untuk keterwakilan rakyat Indonesia tetapi sebagai bentuk perlawanan terhadap negara dan seluruh rakyat Indonesia untuk kemerdekaan Papua.

Masihkah kita tutup mata dan membiarkan aksi sang bar-bar, sang brutalisme, sang anarcho tersebut untuk terus berlanjut memporak porandakan bumi Pertiwi,Tentu tidak.

Cerdas, cermat dan pintar adalah kata kunci untuk tolak aksi penolakan terhadap UU Omnibus Law. (Anas)

Advertisement