Pengamat Politik dari Unhas: Patron Klien dan Pragmatis di Musda Golkar Sulsel

FOTO: DR Hasrullah Komunikolog dari Universitas Hasanuddin Makassar.
FOTO: DR Hasrullah Komunikolog dari Universitas Hasanuddin Makassar.

LEGIONNEWS.COM – DPD partai golkar sulawesi selatan tengah mempersiapkan musyawarah daerah (Musda) ke XI. Sebanyak 6 kader partai berlambangkan pohon beringin rindang di gadang gadang bakal maju.

Juru bicara (Jubir) DPD Golkar Sulsel, Zulham Arief telah menyuarakan diawal bahwa bagi calon ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD), Adanya syarat pencalonan satu diantaranya adalah kader harus memiliki Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tidak Tercela atau PDLT.

Terkait syarat pencalonan ketua DPD partai golkar sulawesi selatan (Sulsel) itu mendapat tanggapan dari pengamat politik di Universitas Hasanudin, Dr Hasrullah.

Pakar dibidang ilmu komunikasi politik itu menyampaikan, PDLT sesungguhnya hal yang baik dan merupakan platform partai.

Advertisement

“Syarat yang ditetapkan seperti PDLT itu hal yang baik. Karena Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tidak Tercela, itu merupakan fondasi atau dasar (platform) seorang kader partai yang akan maju sebagai calon ketua disetiap tingkatan kepengurusan,” ujar Dr. Hasrullah. Senin (21/4)

Lebih jauh Hasrullah melihat dalam 10 tahun terakhir ini. Partai berlambangkan pohon beringin rindang itu cenderung mengarah ke “Politik Patron Klien” dan menjurus ke “Pragmatis”, Berdasarkan kepentingan praktis, Tidak fokus pada hasil nyata, dan cenderung menghiraukan teori dan ideologi partai.

“Partai golkar? Saya menilainya seperti ini. Melihatnya 10 tahun terakhir baik pemilihan ketua umum (DPP) ataupun ketua DPD, Seperti Musda Golkar Sulsel di tahun 2020 kita ketahui bersama Taufan Pawe terpilih secara aklamasi lewat surat diskresi dari DPP partai golkar yang ditandatangani ketua umum dan sekjen partai. Kalau musda berjalan dengan normalnya sesuai dengan AD/ART partai, Maka Hamka B Kady itu unggul diatas kertas yang mendapatkan dukungan hampir mayoritas DPD II golkar di Sulsel,” imbuh Hasrullah yang juga mantan pengurus AMPI di era orde baru.

“Jadi saya hanya berkesimpulan dari 10 tahun terakhir ini. Seorang kader partai yang berkeinginan maju sebagai ketua DPD Golkar harus memiliki relasi dengan kekuasaan. Baik di partai sendiri atau dekat kekuasaan dalam hal ini pemerintah, pusat, itu kita sebut dengan politik patron klien,” katanya menambahkan.

“Kemudian partai golkar saya melihat belakang ini juga dalam gelaran Musda sudah lebih cenderung pragmatis. Lebih pada kepentingan praktis, Tidak fokus pada hasil nyata, dan cenderung menghiraukan teori atau ideologi partai,” lanjut penggagas KKN Kebangsaan ini.

Untuk diketahui saat ini terdapat 6 kader partai golkar di Sulsel bakal maju sebagai calon ketua DPD mereka diantaranya, HM Taufan Pawe (Petahana) Ketua DPD Golkar Sulsel 2020-2025, Ilham Arief Sirajuddin (IAS) fungsionaris partai golkar, Munafri Arifuddin Ketua DPD Golkar Makassar, Adnan Purichta Ichsan kader partai golkar, Andi Ina Kartika Sari bupati Barru dan Indah Putri Indrayani mantan bupati Luwu Utara. (LN)

Advertisement