Terpaut Hanya Satu Tahun, 1985 – 1986: Guru Besar Unnes Singgung Meterai dan Kacamata di Ijazah Jokowi

FOTO: Hasil tangkapan layar dari YouTube tampilan ijazah S1 bagian sebelah kiri milik Prof Saratri Wilonoyudho Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Ijazah milik Joko Widodo mantan presiden RI ke 7.
FOTO: Hasil tangkapan layar dari YouTube tampilan ijazah S1 bagian sebelah kiri milik Prof Saratri Wilonoyudho Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Ijazah milik Joko Widodo mantan presiden RI ke 7.

 

LEGIONNEWS.COM – Wakil Rektor UGM, Prof Wening Udasmoro, mengungkapkan bahwa Joko Widodo atau Jokowi memang tercatat sebagai mahasiswa dan telah dinyatakan lulus dari Fakultas Kehutanan pada 5 November 1985.

Ijazah presiden RI ke 7 itu masih jadi pembicaraan ditengah tengah masyarakat Indonesia.

Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Saratri Wilonoyudho mengunggah ijazah miliknya yang ia sandingkan salinan ijazah strata satu (S1) milik Jokowi.

Advertisement

Dilansir dari akun media sosial X miliknya @saratri_wilonoyudho menulis “Ijazah Universitas Gadjah Mada tahun 1986,” *** tulis Saratri di dinding X.

Guru besar di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta menjelaskan perbedaan paling mencolok terlihat dari jenis font yang digunakan.

Ijazah Prof Saratri font yang digunakan masih bergaya lama. Sedangkan ijazah Jokowi menggunakan font mirip Times New Roman.

Perbedaan lainnya adalah ijazah Prof Saratri tidak menggunakan materai seperti pada milik Jokowi.

Guru besar yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah ini juga menyoroti foto ijazah Jokowi yang mengenakan kaca mata. Saratri mengatakan seharusnya foto tidak diperkenankan mengenakan kaca mata.

“Punya saya tidak ada materai, lalu fotonya tidak boleh pakai kacamata. Font-nya juga beda. Apakah perbedaan itu karena kebijakan masing-masing fakultas, saya tidak tahu,” ujarnya seperti dikutip dari Tirto, Kamis 17 April 2025.

Meski demikian Prof Saratri tidak bisa memastikan mana ijazah yang sah. Dia mengaku tidak punya kapasitas menilai keaslian ijazah orang lain. Namun menurut Prof Saratri jika hanya terpaut satu tahun seharusnya perbedaannya tidak terlalu jauh.

“Setahu saya kalau hanya terpaut setahun ya hampir sama. Waktu tahun 80-an rata-rata ya seperti itu. Formatnya hampir sama,” tuturnya.

Prof Saratri menekankan, unggahannya murni untuk edukasi dan berbagi pengetahuan. Profesor bidang Ilmu Kependudukan ini merasa percaya diri karena seluruh proses pendidikannya dilakukan dengan jujur dan penuh integritas.

“Saya enggak bisa mengklaim yang lain. Kalau saya pasti asli dan halal karena, maaf, saya tidak pernah plagiasi, tidak pernah menyontek, jadi saya agak percaya diri sedikit tentang itu,” ucap Prof Saratri.

Advertisement