
LEGIONNEWS.COM – PT. Wilmar Group terseret seret dalam kasus dugaan suap ketua Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Tidak hanya perusahan tersebut. Dua perusahaan lainnya PT Permata Hijau Group dan PT Musim Mas Group juga ikut terseret seret dalam kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya periode Januari-April 2022.
Suap itu diduga berkaitan dengan vonis lepas (ontslag van alle recht vervolging) majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada PN Jakarta Pusat.
Ketiga perusahaan itu menjadi terdakwa dalam perkara tersebut.
PT Wilmar International
Perusahaan ini dimiliki oleh Martua Sitorus dan Kuok Khoon Hong. Martua dan Kuok mendirikan perusahaan ini pada tahun 1991.
Martua Sitorus, Pengusaha Indonesia yang sukses di industri minyak sawit, Dikenal juga dengan nama Thio Seeng Haap atau Ahok.
Ahok pernah menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, Kuok Khoon Hong, Ketua dan Chief Executive Officer (CEO) Grup Wilmar
Memiliki pengalaman luas dalam industri agribisnis, Lulus dari Universitas Singapura dengan gelar Sarjana Administrasi Bisnis.
Terpilih kembali sebagai Ketua Wilmar pada 19 April 2024. Wilmar International adalah perusahaan agribisnis global yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan minyak sawit mentah (CPO) serta produsen gula.
Wilmar group memiliki jaringan bisnis yang mencakup lebih dari 50 negara.
Wilmar membentuk usaha patungan dengan Adani Group India yang disebut Adani Wilmar.
Adani Wilmar memproduksi dan mendistribusikan minyak goreng, tepung, beras, kacang-kacangan dan gula di antara lainnya di India.
Martua Sitorus
Dilansir dari detikfinace, Martua Sitorus adalah bos perusahaan sawit kelas dunia Wilmar International Limited (Wilmar), Beberapa produk yang dikeluarkan Wilmar antara lain minyak goreng Sania, minyak goreng Fortune, minyak goreng Sovia, tepung terigu Sania, minyak goreng Siip, dan lainnya.
Hingga kini Wilmar sudah memiliki lebih dari 500 pabrik dengan jaringan distribusi yang luas mencakup Tiongkok, India, Indonesia, dan lebih dari 50 negara lainnya.
Siapa sangka, kehidupan pria asal Pematang Siantar itu di masa kecil jauh berbeda dibanding sekarang. Saat kecil, Martua kerja keras demi bisa menyelesaikan pendidikan hingga bangku kuliah.
Segala upaya ia lakukan untuk menambah pendapatan keluarga. Bahkan, ia sampai berjualan udang dan jadi loper koran di Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Martua Sitorus memang seorang yang gigih dan pantang menyerah. Berkat hal tersebut, ia mampu menamatkan kuliahnya di Universitas HKBP Nomensen di Medan. Usai menyelesaikan kuliah, Martua mulai bisnis kecil-kecilan. Dia sempat berdagang di Kota Medan.
Hingga akhirnya ia bertemu dengan Kuok Khoon Hong, pengusaha asal Malaysia. Dia lah yang menjadi rekan bisnis Martua yang membawanya menjadi pengusaha kelas kakap.
Pertemuannya dengan Kuok Khoon Hong atau William menghasilkan ide bisnis yakni pengolahan kelapa sawit pada tahun 1991. Perusahaan ini pun diberi nama Wilmar Internasional yang diambil dari gabungan nama depan mereka William dan Martua, Wil-Mar.
Wilmar mulanya mengelola 7.100 hektar kebun kelapa sawit. Seiring berjalannya waktu, perusahaan ini terus berkembang hingga mampu membangun pabrik sendiri untuk memproduksi minyak kelapa sawit. Bisnis itu pun tetap kokoh meski dihajar krisis.
Berkat Wilmar, Martua menjadi kaya raya seperti sekarang. Bahkan, bisnisnya merambah ke berbagai sektor. Seperti dikutip Forbes, Martua berada di posisi ke-12 orang terkaya di Indonesia di tahun 2020. Saat ini, kekayaannya mencapai US$ 2 miliar.
Martua Sitorus tercatat memiliki bisnis perkebunan bersama saudaranya di bawah bendera Gama Corp. Bekerjasama dengan Grup Ciputra, Gama Land membangun proyek di Jakarta yang akan memiliki 15 tower apartemen dan kompleks perbelanjaan. Saudara-saudaranya juga memiliki investasi bersama di semen dan properti.
Kini, nama Martua Sitorus tercatat sebagai salah satu orang terkaya Indonesia. Berdasarkan laporan Forbes tahun 2023, harta kekayaannya mencapai US$ 3,25 miliar atau sekitar Rp 50,7 triliun (kurs Rp 15.607). Hal ini menjadikannya orang terkaya urutan 18 di Indonesia versi Forbes 2023. (Wikipedia Indonesia/detik)
























