
LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Aksi Badan Eksekutif Mahasiswa seluruh Indonesia (BEM SI) dan beberapa elemen mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa ‘Indonesia Gelap’ jadi perhatian Konsorsium Pemuda Sulsel (KPS Sulsel).
Kepada media di kota Makassar, Ketua KPS Sulsel, Syamsul Bahri Majjaga menyebutkan aksi tersebut mengkritisi sejumlah kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sebagai hal yang wajar dalam negara demokrasi.
Pria yang biasa disapa Zul Majjaga itu menyampaikan bahwa sebenarnya apa yang di kritisi oleh sejumlah pihak hari ini adalah hal yang sudah sejalan dengan agenda program “Asta Cita” yang menjadi agenda utama Presiden Prabowo Subianto.
“Bahwa kami melihat kritikan dari beberapa elemen kelompok beberapa hari ini dengan issu Indonesia gelapnya sebenarnya sudah sejalan dengan program pemerintah dengan Asta citanya,” Katanya
Sehingga menurutnya, kritikan ini adalah bagian dari upaya untuk mengakselerasi percepatan progam Asta Cita pemerintah.
Dia juga menilai bahwa kritikan issu Indonesia Gelap berbanding terbalik dengan kepuasan masyarakat atas 100 hari kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Di berbagai lembaga survei tentang kepuasan publik atas kinerja pemerintah, sangat jelas bahwa rata-rata hampir 80 persen masyarakat puas atas 100 hari kepemimpinan Presiden Prabowo,” Ungkapnya
Senada dengan itu sekertaris KPS Sulsel Illank Radjab menyampaikan kepada kelompok Mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi di sejumlah daerah untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat sehingga tidak di tunggangi oleh kelompok elit politik yang memiliki agenda yang kontra dengan pemerintah.
“Jadi bagi adik-adik Mahasiswa yang melakukan kritikan kepada pemerintah, untuk lebih berhati-hati dalam melakukan gerakan, jangan sampai aksi yang murni dengan tujuan melihat Indonesia terang ditunggangi oleh penumpang gelap dengan tujuan melihat Indonesia gelap,” Kunci mantan Aktivis Ikatan Senat Mahasiswa Hukum Indonesia ini. (*)