LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Marak tambang galian C di wilayah dataran tinggi di Kecamatan Tompobulu dan Tanralili, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan berdampak kerusakan lingkungan, Saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Pusat pemerintahan dan bisnis di kabupaten Maros pun terdampak. Banjir membawa sedimen (Lumpur) paskah banjir.
Tidak hanya Maros, Kota Makassar pun terdampak seperti di kecamatan Manggala yang berbatasan langsung dengan kabupaten tersebut.
Ketua Forum Rakyat Untuk Demokrasi (FRAKSI) Sulawesi Selatan, Muhammad Akbar, menyoroti Pemerintah dan DPRD Maros serta perusahaan tambang galian C.
“Seyogianya DPRD kabupaten maros memanggil Kadis pertambangan. Sudah terlalu parah pengerukan galian C di aliran sungai dan gunung bebatuan disana,” ujar Akbar.
Dia berharap selain Dinas Pertambangan, DPRD Maros juga memanggil perusahaan tambang galian C, Apakah mereka memiliki analisa dampak lingkungan (Amdal) yang dikeluarkan oleh dinas lingkungan hidup setempat.
Kata Akbar, Aktivitas tambang di daerah dataran tinggi di kabupaten Maros akan terus berlangsung. Pasalnya saat ini wilayah barat kota Makassar menjadi pusat pengembangan kota baru.
“Di bagian barat kota Makassar seperti di kecamatan Tamalanrea dan Biringkanaya merupakan wilayah pusat pengembangan kota baru,” kata Akbar.
“Kita lihat saja, di Kawasan Tallasa City, Investasi besar besaran dilakukan disana. Berbagai pembangunan berlangsung baik properti, pusat pendidikan dan kawasan bisnis yang dikerjakan oleh pihak swasta,” terang Ketua Fraksi Sulsel ini.
“Itu baru satu grup perusahaan swasta. Ada lagi nantinya, Kabarnya disebelah kawasan perumahan vila mutiara di Biringkanaya akan juga dikembangkan kawasan perumahan dan pusat bisnis oleh grup perusahaan Sumarecon,” imbuh dia.
“Dari kesemuanya ini membutuhkan material bangunan seperti batu gunung, batu kali dan pasir ini semua tersedia di kabupaten maros,” katanya.
“Perusahaan swasta lebih memilih material dari maros ketimbang material yang sama yang ada di kabupaten gowa. Kenapa demikian? Maros lebih dekat dengan kecamatan Biringkanaya dan Tamalanrea yang merupakan kawasan investasi pengembangan kota baru yang kebetulan berbatasan langsung dengan kabupaten Maros,” pungkas Akbar.
Ketua FRAKSI Sulsel itu berharap agar pemerintah daerah dan DPRD kabupaten Maros untuk melakukan penyelamatan lingkungan.
“Terakhir, Saat ini di kecamatan yang berbatasan langsung dengan kota Makassar seperti Moncongloe dan Tompobulu lagi investasi pengembangan perumahan bersubsidi. Dan di wilayah itu akan terjadi migrasi penduduk kota Makassar untuk membeli rumah di wilayah itu. Contohnya jalan Nipah Nipah, Antang di jam kerja dan pulang kantor aktivitas lalu lintas di wilayah cukup tinggi. Itu tadi ada migrasi penduduk kota Makassar yang bermukim di Maros dengan membeli rumah rumah bersubsidi itu tadi,” kunci Akbar Muhammad. (LN)