LEGIONNEWS. LCOM – MAKASSAR, Prof Nurhayati Rahman meminta agar masyarakat untuk tidak menarik sementara waktu uang tunai di Automatic Teller Machine (ATM).
Hal itu telah dialami oleh anaknya yang menarik uang pecahan Rp 100.000 senilai 500 ribu rupiah disalah satu ATM yang tidak dia jelaskan didalam laman akun resmi Facebook miliknya. Namun dosen di Universitas Hasanuddin (Unhas) itu tidak menjelaskan bank dimana ditemukannya uang palsu pecahan 100 ribu itu.
“Kalau bisa jangan tarik dulu uang di ATM, Tadi anak ku tarik uang 500.000 rupiah uang seratusan, Dua diantaranya palsu, Yang ditandai bagian ujungnya bisa terbuka, dan kl dirabah agak halus dibanding aslinya.” tulis unggahan Prof Nurhayati. Seperti dilihat Senin 23 Desember 2024.
Sosok Prof Dr Nurhayati Rahman MHum. Dikenal dengan manuskrip kuno “La Galigo” hampir tak pernah lepas dari sosok Prof Dr Nurhayati Rahman MHum.
Perempuan kelahiran Bone, 29 Desember 1957 itu telah mendedikasikan lebih dari 30 tahun hidupnya untuk mempelajari dan menerbitkan La Galigo.
Menyelesaikan pendidikan S1 pada Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin Makasar (1983).
Meraih gelar Magister Filologi pada Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung (1990).
Sementara itu terpisah Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto atau ‘Danny Pomanto’ berharap agar masyarakat melaporkan temuan uang palsu yang marak beredar belakangan ini baik di Sulawesi Selatan dan Kota Makassar.
Kepada media Danny berharap agar masyarakat yang mendapatkan atau menerima uang palsu untuk segera di laporkan ke aparat penegak hukum (APH) dan Bank Indonesia.
“Pertama kita harus membantu aparat hukum dan Bank Indonesia dengan cara kita memeriksa uang sendiri. Yang palsu segera lakukan pelaporan,” ucap Wali Kota Makassar dua periode itu. Minggu (22/12)
Wali kota Makassar itu pun berharap bagi mereka (Pedagang) atau masyarakat korban uang dapat melaporkan ke Bank Indonesia (BI).
“Kalau saya tidak salah baca BI akan menukar uang palsu. Bila masyarakat korban uang palsu untuk melaporkan dan menukar uang palsu di BI. Itu kalau saya tidak salah baca seperti itu,” terang Danny Pomanto.
“Saya berharap masyarakat dapat membantu aparat kepolisian dengan masif,” Katanya singkat.
Menurut Danny, Makassar sebagai kota ekonomi terbesar dan transaksi keuangan terbesar diduga sebagai pasar terdekat lokasi pembuatan uang palsu.
“Kota Makassar inikan kota dengan ekonomi terbesar dan transaksi keuangan terbesar diduga sebagai pasar terdekat lokasi pembuatan uang palsu,” imbuh pemilik akronim DP ini.
“Sehingga kita harus berhati hati. Kita harus mempercayai pemerintah, Kita bantu aparat kepolisian sepenuhnya untuk menuntaskan kasus peredaran uang palsu,” beber Danny.
“Peredaran uang palsu berdampak merusak perekonomian kota Makassar dan Sulawesi Selatan,” katanya menambahkan.
“Dan seperti apa yang saya dapat dari rilis beberapa media bahwa peredaran uang palsu itu diduga marak dan dicurigai beredar saat Pilkada,” imbuh pemilik akronim DP itu.
“Sehingga bagi orang orang yang memegang uang palsu akibat Pilkada agar segera melaporkan ke aparat penegak hukum dan Bank Indonesia,” kunci Danny. (LN)