LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Kasus peredaran uang palsu (Upal) capai milyar rupiah membuat resah warga di kota Makassar, Bahkan di hampir seluruh wilayah provinsi Sulawesi Selatan mengalami keresahan saat bertransaksi.
Bila hal itu dibiarkan dapat berdampak bagi keberlangsungan ekonomi khususnya di wilayah Sulawesi Selatan.
Akan hal itu, Menjadi perhatian Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto atau ‘Danny Pomanto’. Kepada media Danny berharap agar masyarakat yang mendapatkan atau menerima uang palsu untuk segera di laporkan ke aparat penegak hukum (APH) dan Bank Indonesia.
“Pertama kita harus membantu aparat hukum dan Bank Indonesia dengan cara kita memeriksa uang sendiri. Yang palsu segera lakukan pelaporan,” ucap Wali Kota Makassar dua periode itu. Minggu (22/12)
Wali kota Makassar itu pun berharap bagi mereka (Pedagang) atau masyarakat korban uang dapat melaporkan ke Bank Indonesia (BI).
“Kalau saya tidak salah baca BI akan menukar uang palsu. Bila masyarakat korban uang palsu untuk melaporkan dan menukar uang palsu di BI. Itu kalau saya tidak salah baca seperti itu,” terang Danny Pomanto.
“Saya berharap masyarakat dapat membantu aparat kepolisian dengan masif,” Katanya singkat.
Menurut Danny, Makassar sebagai kota ekonomi terbesar dan transaksi keuangan terbesar diduga sebagai pasar terdekat lokasi pembuatan uang palsu.
“Kota Makassar inikan kota dengan ekonomi terbesar dan transaksi keuangan terbesar diduga sebagai pasar terdekat lokasi pembuatan uang palsu,” imbuh pemilik akronim DP ini.
“Sehingga kita harus berhati hati. Kita harus mempercayai pemerintah, Kita bantu aparat kepolisian sepenuhnya untuk menuntaskan kasus peredaran uang palsu,” beber Danny.
“Peredaran uang palsu berdampak merusak perekonomian kota Makassar dan Sulawesi Selatan,” katanya menambahkan.
“Dan seperti apa yang saya dapat dari rilis beberapa media bahwa peredaran uang palsu itu diduga marak dan dicurigai beredar saat Pilkada.
“Sehingga bagi orang orang yang memegang uang palsu akibat Pilkada agar segera melaporkan ke aparat penegak hukum dan Bank Indonesia,” kunci Danny. (LN)