LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa asal Papua berujung pengerusakan sejumlah fasilitas umum dan motor milik warga Makassar yang terparkir di dekat asrama Kamasan di Jalan Lanto Dg Pasewang, Kecamatan Mamajang. Senin (2/12).
Tidak hanya fasilitas umum, Satu Anggota Polri mengalami luka hingga mengeluarkan darah akibat terkena lemparan batu dari para mahasiswa asal Papua yang mulai beringas Senin siang itu.
Ketua umum The Legend 120, Muhammad Rusdi. Menilai perbuatan brutal yang dilakukan mahasiswa Papua pro kelompok separatis Papua merdeka sudah kelewatan batas.
Sekedar untuk diketahui, The Legend 120 dua tahun lalu adalah ormas Batalion 120. Organisasi masyarakat (ormas) ini menghimpun ribuan anak jalanan yang selama ini sering berperilaku onar. Lewat organisasi ini para pemuda yang biasa membuat keonaran di jalan dihimpun dalam satu wadah organisasi untuk dilakukan pembinaan.
Ultimatum The Legend 120
“Pertama mereka ini, Mahasiswa asal Papua bagian dari kelompok separatis KKB OPM, Dengan sangat terang benderang memaksakan diri untuk menggelar aksi unjuk rasa di monumen Mandala perebutan Irian Barat, Dengan maksud mengibarkan bendera bintang kejora dan atribut atribut pro Papua merdeka,” tutur Bang Udin sapaan lain Ketua Umum The Legend 120.
“Kedua kami warga Makassar masih sangat menghargai saudara saudara kita dari Papua. Kalau hal itu terus dilakukan oleh kelompok mahasiswa pro Papua merdeka tentunya akan memicu keributan di kota Makassar,” imbuh dia.
“Ketiga, Masih suasana pemilihan kepala daerah. Artinya jangan memancing keributan, Belajarlah dengan baik, Ilmu yang didapat yah bangun Papua dan sejahterakan rakyat Papua itukan sama saja memerdekakan rakyat dari kemiskinan,” kata Ketua The Legend 120 itu.
“Keempat terakhir, Baru baru ini dua warga Sulsel yang mencari nafkah sebagai tukang ojek di pedalaman Papua dibunuh secara tragis oleh kelompok kriminal bersenjata yang kita kenal dengan sebutan KKB OPM. Jadi tolong hargai kami, Selama ini kami masyarakat di Sulawesi Selatan sangat terbuka dengan siapapun warga negara Indonesia,” katanya menegaskan.
“Intinya jangan buat kami marah. Kami ingin hidup damai dengan saudara saudara kami mahasiswa asal Papua yang saat ini menimbah ilmu untuk membangun Papua,” kunci Bang Udin. (*)