LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Peredaran narkoba di Indonesia makin meningkat seiring dengan peringatan keras Presiden Prabowo Subianto akan memerangi barang haram tersebut.
Baru baru ini gembong narkoba jaringan internasional yang kini menjadi buron, Fredy Pratama. Fredy diketahui masih aktif mengirim narkoba ke Indonesia hingga Malaysia.
Tidak hanya di Indonesia, Peredaran narkoba juga marak di Sulawesi Selatan (Sulsel). Terbaru Polrestabes Makassar berhasil mengamankan narkoba jenis sabu-sabu seberat 30 Kg dan ribuan pil ekstasi.
Maraknya peredaran narkoba di Sulawesi Selatan dan Indonesia, Menjadi perhatian Ormas Islam Brigade Muslim Indonesia (BMI). Ketua BMI meminta agar Presiden Prabowo Subianto bertindak tegas terhadap barang haram tersebut yang dapat merusakkan secara massif terhadap generasi muda Indonesia.
“Presiden Prabowo Subianto secara tegas sudah menyatakan dirinya dan pemerintahan yang saat ini dia pimpin akan memerangi narkoba,” ujar Ketua Umum BMI.
“Kalau menggunakan kata kunci memerangi (Perang) berarti ujungnya kematian. Jadi siapa pun itu, baik itu masyarakat maupun aparat penegak hukum dan militer yang membekingi para bandar narkoba harus di hukum mati, Karen itu tadi kata perang,” imbuh Zulkifli. Senin (2/12).
Ketua umum BMI itu juga meminta agar Presiden Prabowo bertindak tegas terhadap Mahkamah Agung dan Kementrian Pemasyarakatan dan Imigrasi.
“Hal terpenting adalah para Hakim untuk tidak memperjualbelikan pasal terhadap para pengedar dan bandara narkoba. Sehingga mereka mendapatkan hukuman yang maksimal, Hukum seumur hidup atau hukum mati bukti bahwa pemerintah memerangi narkoba,” imbuh Zulkifli yang juga mantan aktivis mahasiswa di fakultas teknik sipil Universitas Muslim Indonesia Makassar itu.
“Kemudian di pemasyarakatan khususnya Lapas dan Rutan. Disini para bandar masih mengendalikan barang haram tersebut dari pemasyarakatan (Penjara), Berarti ada penggunaan alat komunikasi di dalam penjara. Ini harus ditindak tegas,” beber Zulkifli.
Dirinya pun menilai Sulsel saat ini menjadi epicentrum peredaran narkoba terbesar di wilayah timur Indonesia. Katanya Kabupaten Sidrap dan Pinrang menjadi pusat peredaran barang haram tersebut.
“Malaysia dan Kalimantan merupakan sumber masuknya narkoba di Sulawesi Selatan, Pintu masuknya melalui kota Parepare dan Makassar. Lalu barang itu diatur di dua kabupaten di Sulsel,” katanya.
“Saya berharap perang di mulai di Sulsel, Dengan menempatkan Satuan Tugas Khusus Gabungan TNI/Polri dalam penanggulangan narkoba di perairan teluk Makassar,” tegas Zulkifli yang juga Ketua Karang Taruna Kota Makassar ini. (*)