Penulis: Frederikus Gebze SE.,M.Si
Dosen Ilmu Politik STISIPOL
LEGIONNEWS.COM – OPINI, Orang lain jadi penguasa di tanah marind oleh pemodal politik sedangkan orang marind sendiri jadi boneka penguasa sayange…. dia.
Percaturan politik semakin sengit pemodal politik semakin senang karena pembagian kekuasaan dan menyusun calon-calon, mulai sibuk memasang ini dengan siapa?
Itu dengan siapa?
Dan kumpul dana dengan siapa?
Kolaborasi dengan siapa?
Ini miris rasanya terlihat calon pemimpin seperti seakan akan sudah merasa hebat.
Sampai saat ini penulis menyampaikan sebuah padangan politik belum ada satu calon yang bicara tentang apa yang mau dibuat.
Apa yang mau dikerjakan dan apa yang mau dibangun jika terpilih?
Dalam hal ini visi dan misi calon pemimpin nantinya.
Kita ingat bahwa Kabupaten Merauke Propinsi Papua Selatan itu sejak Tahun 2019 sampai Tahun 2024 kurang lebih hampir 40 triliun dana APBN sudah masuk tapi sampai saat ini kalau menurut ukuran kesejahteraan masih dibawah.
Nah pertanyaan nya siapa yang memimpin, katanya putra terbaik orang marind tapi kita bisa lihat sendiri yang muncul elit- elit merasa diri jadi pemimpin padahal hanya jadi “Boneka Pemodal Politik” apa artinya mari kita analisa seorang calon mau maju bupati dana 5-10 milyar.
Dari mana dia dapat untuk beli partai politik, lalu nantinya untuk biaya operasional untuk saksi kalau yang bersangkutan aparatur sipil negara (ASN) mana mungkin berarti calon ini hanya boneka.
Ditambah lagi orang dari luar datang jadi penguasa sudah kenyang. Sekarang diatur lagi untuk jadi penguasa sungguh kebaikan orang marind perlu dapat penghargaan dunia internasional.
Untuk diberikan terlalu baik sampai untuk kekuasaan mereka rela kasih orang lain, sedangkan orang marind sendiri sampai hari ini senang jual suara, senang kasih suara karena menjadi penyumbang suara yang baik, jujur dan hadil.
Jadi tuan rumah untuk orang lain, jadi kuasa atas dirinya mereka bangga dibodohi dan mereka bangga dijadikan penonton setiap lima tahun, ini sudah jadi hal biasa untuk orang marind apalagi calonnya itu senang diadu, senang dibelah dan senang dibuat bertikai sehingga seperti 2 ekor anjing yang merebut tulang dari malam sampai pagi.
Nanti baru sadar bahwa yang direbut itu hanya tulang, sedangkan daging sudah dibawah orang lain.
Jadi sudah makan tenang, tinggal tenang sekolah jadi pejabat juga tinggal tenang, orang marind hanya senang memuji orang lain dan menjadi penonton seakan itu menjadi teater politik yang begitu bangga dan ternyata perebutan kekuasaan itu yang membuatnya orang marind sendiri.
Jadi penulis melihat ternyata kecerdikan ketulusan dan kepandaian orang luar telah berhasil memperdaya orang marind itu sendiri.
Perebutan kekuasaan oleh orang lain orang marind sendiri jadi budak politik oleh penguasa di tanahnya.
Seperti pernyataan sorang Pendeta oto sampaikan kepandaian dan kepintaran yang dibawah oleh orang lain dari luar tidak mampu bisa merubah orang atau bangsa itu, tetapi orang atau bangsa itu sendirilah yang bisa membangun dirinya sendiri.
Ternyata itu teori bisa salah dan terbalik orang lain yang sukses orang lain yang bisa bangun negeri itu?
Kamu cukup nonton, dengar, tau dan jangan banyak bicara. Ini terbukti calon pemimpin rela tinggalkan sepiring nasi yang buat dia hidup keluar kejar rusa, kangguru, babi dan anjing di hutan luas.
Berburu baru makan lagi istilahnya karnivora politik diatas tanahnya sendiri. sangat hebat mereka pemain catur politik dari luar memainkan peran.
Penulis mengharapkan mereka yang membaca sadar bahwa tanah marin tela di bajak di hacker di ratas olek pemilik modal pemain politik dan anda para calon sedang dibius untuk haus kekuasaan apa yang direbut jadi bupati atau gubernur hanya curi APBN lewat APBD, Dana Otsus dan Dana Kampung untuk mengembalikan dana itu kepada pemodal dalam bentuk proyek.
Contohnya ada pemodal yang dukung calon tertentu dengan memberikan biaya politik. Tetapi itu dengan catatan. Bagaimana kalau menang masya allah mau jadi apa Orang Marind dan Tanah Marind.
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya danatau Naskah rilis/Keterangan Pers ataupun Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis naskah seperti Kolom Opini, Memberi Keterangan pers dan legion-news.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ataupun pemberitaan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini/Rilis berita/Keterangan Pers Redaksi legion-news.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.