LEGIONNEWS.COM WAJO, Banjir yang merendam 28 desa di 2 kecamatan di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi catatan tersendiri oleh 2 Non Governmental Organization (NGO) di Sulsel.
Dari data yang dihimpun Watch Relation of Corruption (WRC) Sulsel dan Lembaga Kontrol Keuangan Negara (LKKN) dari dampak banjir bandang di kabupaten Wajo. Warga yang terdampak sebanyak 23.009 jiwa dan 3.847 unit rumah.
“Data yang kami himpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wajo. Warga terdampak banjir bandang sebanyak 23.009 jiwa dan 3.847 unit rumah,” ungkap Ketua Umum LKKN, Baharuddin saat dikonfirmasi awak media. Rabu (8/5).
“Itu berasal dari 2 Kecamatan yang ada di kabupaten Wajo. Dua diantaranya Kecamatan Keera dan Kecamatan Pitumpanua, Dua kecamatan ini belakang marak terjadi penambangan galian C, Apakah banjir bandang itu penyebabnya itu yang saat ini tengah kami telusuri,” tambah pria yang biasa disapa Ibar ini.
Terpisah Koordinator Divisi Pengawasan dan Penindakan WRC Sulsel, Din Alif, SH mengatakan seharusnya Polda Sulsel dan pemerintah daerah membentuk satuan tugas (Satgas) penyebab banjir bandang di kabupaten Wajo.
“Tugas pemerintah daerah jelas melaksanakan regulasi dan melindungi segenap masyarakat. Dugaan adanya aktivitas 12 tambang ilegal di kabupaten Wajo harus segera direspon pihak pemerintah daerah dengan melibatkan unsur pemerintah dan kepolisian,” ujar Din Alif.
“Libatkan satuan Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Polda Sulsel, Pakar lingkungan dari perguruan tinggi. Kalau itu ada itikad baik pemerintah setempat,” tambah alumni mahasiswa fakultas hukum syariah ini. Rabu,
Bahkan kedua NGO itu mendesak Kapolda Sulsel Irjen Pol. Andi Rian Ryacudu Djajadi membetuk Satgas dari Direskrimsus untuk melakukan tindakan penegakan hukum terhadap mereka pengusaha tambang galian C yang diduga ilegal.
“Kami berharap agar Kapolda Sulsel segera membentuk Satgas dari Direskrimsus untuk melakukan tindakan penegakan hukum terhadap mereka pengusaha tambang galian C yang diduga ilegal. Penyebab banjir bandang di kabupaten Wajo,” tutur kedua NGO itu.
Terkait dengan itu, Awak media telah menghubungi Penjabat (Pj) Bupati Wajo, Andi Bataralifu dan H. Narwis, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Wajo melalui pesan WhatsApp miliknya, Rabu (8/5)
Hingga berita ini diterbitkan Pj Bupati dan Kepala Dinas DPMPTSP) Kabupaten Wajo belum memberikan konfirmasi nya.
Sebelumnya Kalaksa BPBD Kabupaten Wajo Syamsul Bahri kepada media Sabtu (4/5/2024) mengatakan 2 kecamatan di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) terendam dampak dari banjir bandang. Warga yang terdampak sebanyak 23.009 jiwa dan 3.847 unit rumah.
“28 Desa di 2 kecamatan terendam banjir. Sebanyak 7.397 kartu keluarga (KK) atau sebanyak 23.009 jiwa terdampak,” ujar Syamsul Bahri seperti dikutip dari detikSulsel, Sabtu (4/5/2024).
Syamsul mengatakan daerah yang terdampak di Kecamatan Keera seperti Desa Awo, dan Desa Awota. Sementara di Kecamatan Pitumpanua seperti Desa Tanrongi, Desa Jauh Pandang, Desa Lompoloang, Desa Padangloang, Desa Marannu, Desa Lowa, Desa Abbanderang, Desa Alelebbae, Desa Lacinde, Desa Alesilurunge.
Kemudian Desa Simpellu, Desa Tangkoro, Desa Kaluku, Desa Bontotengnga, Desa Kompong, Desa Bau-Bau, Desa Mattirowalie, Desa Batu, Desa Lompobulo. Lalu Desa Maccolliloloe, Desa Bulusiwa, Desa Buriko, Kelurahan Siwa, Kelurahan Tobarakka, Kelurahan Bulete, dan Kelurahan Benteng.
“Jadi total 28 desa di 2 kecamatan yang terdampak. Ada 6 unit rumah rusak berat, 7 unit rumah rusak ringan, dan 3.847 unit rumah terdampak,” sebutnya.
Selain rumah, ada juga 2 unit sekolah rusak berat. Selain itu, banjir juga berdampak terhadap 11 masjid dan 5 unit sarana kesehatan.
“Ada juga 13 unit kantor terdampak, 1.818,5 hektare sawah tergenang, 443 hektare kebun terdampak, dan 205 hektare tambak terdampak. Untuk jalan tergenang sepanjang 85,2 km,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, banjir bandang menerjang dua kecamatan di Kabupaten Wajo. Akibatnya, Jalan Poros Wajo-Palopo sempat lumpuh total. (LN/detik)